Liputan6.com, Ottawa - Provinsi terpadat di Kanada, Ontario, akan melarang penggunaan ponsel di ruang kelas di seluruh sekolah mulai tahun depan. Menteri Pendidikan Lisa Thompson mengumumkan kebijakan baru ini pada Selasa, 12 Maret 2019, setelah satu tahun konsultasi.
Aturan baru itu akan berlaku selama waktu pengajaran atau kegiatan belajar-mengaja (KBM) berlangsung. Kendati demikian, akan ada pengecualian untuk guru yang ingin menggunakan telepon genggam sebagai bagian dari rencana pelajaran, siswa dengan kebutuhan khusus dan alasan medis.
Advertisement
Banyak distrik di Kanada yang sudah menerapkan larangan tersebut, tetapi dekret ini akan berlaku untuk semua sekolah umum di Ontario.
"Siswa harus fokus pada pembelajaran mereka," kata Thompson, seperti dilansir BBC, Rabu (13/3/2019).
"Dengan melarang penggunaan ponsel yang bisa mengalihkan pikiran mereka, kami harap bisa membantu seluruh murid untuk fokus pada keterampilan dasar yang mereka butuhkan seperti membaca, menulis, dan matematika. Kami akan membuat pengumuman resmi dalam waktu dekat," imbuhnya.
Thomson menyampaikan, konsultasi di antara para pejabat di Kementerian Pendidikan Ontario dan pihak wali murid mengungkapkan 97% orangtua, pendidik dan pemangku kepentingan mendukung larangan perangkat yang mengganggu belajar anak-anak di kelas.
Langkah ini dipuji oleh banyak orang, tetapi ada pula yang menyebut bahwa aturan itu kuno. Di satu sisi, guru juga disebut tidak bisa mendidik murid-muridnya tentang tata cara penggunaan teknologi yang bertanggung jawab.
Di samping itu, siswa Sekolah Menengah Earl Grey di Kanada diberitahu bahwa mereka harus meninggalkan ponsel pintarnya di loker selama dan antara pelajaran di kelas. Aturan itu mulai berlaku Selasa 20 Februari 2018.
Sekolah memberlakukan larangan dalam upaya staf, orangtua dan siswa meminimalkan gangguan di kelas dan mengurangi penggunaan yang tidak pantas dari perangkat itu di sekolah. Demikian kata sang kepala sekolah, Bill Vatzolas.
"Siswa Kelas 7 dan 8 akan diizinkan untuk menggunakan perangkat mereka selama jam makan siang dengan pembatasan. Namun aturannya adalah: tidak ada media sosial, tanpa SMS, tidak mengambil atau melihat foto dan video," tulis Vatzolas dalam sebuah surat kepada orangtua murid.
"Menggunakan pada dasarnya adalah berbicara di kelas, versi elektroniknya," kata Ryan Bird, juru bicara Dewan Sekolah Distrik Toronto.
Sementara itu pada September 2018, Prancis telah lebih dulu memberlakukan larangan seperti ini, namun hanya untuk siswa berusia 15 tahun ke bawah.
Sedangkan bagi Nick Gibb, menteri penetapan standar sekolah di Inggris, mengatakan kepada BBC bahwa dia yakin sekolah harus melarang murid mereka membawa ponsel pintar atau smartphone.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Aturan yang Haramkan Ponsel di Sekolah Berlaku di 2 Negara Ini
Sementara itu, pembatasan penggunaan smartphone yang terhubung ke internet, seperti tablet, di sekolah Prancis menuai pro dan kontra. Sebagian menganggap hal tersebut baik, lainnya justru menilai langkah tersebut tak efektif.
Tak hanya Prancis, sejumlah negara -- atau wilayah di negara tertentu -- juga menerapkan aturan serupa. Berikut dua di antaranya yang Liputan6.com rangkum dari beragam sumber:
1. Swedia
Mengutip dari The Local.ie edisi 20 Februari 2018, penggunaan ponsel di sekolah-sekolah di Swedia dianggap telah mengganggu kesehatan dan hubungan sosial anak-anak.
Tiga ahli kesehatan anak di negara tersebut menilai saat itu sudah waktunya untuk melarang telepon seluler tersebut selama di dalam kelas.
Beberapa orang mungkin menganggap larangan menggunakan ponsel pintar di sekolah hal yang berlebihan, tetapi meningkatnya ketergantungan anak-anak pada media digital dianggap sudah mengarah pada sikap yang berbeda dalam beberapa dekade. Hal itu kian mengkhawatirkan.
Penyebab yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa perkembangan otak dapat terpengaruh secara negatif akibat penggunaan ponsel pintar.
2. Castile – La Manch, Spanyol
Area Castile – La Manch mengumumkan larangan total penggunaan telepon di sekolah-sekolah dalam upaya untuk mengakhiri 'perdebatan' antara guru dan siswa.
Hingga saat ini, masing-masing sekolah di wilayah tersebut bertanggung jawab untuk menyusun aturan terkait penggunaan ponsel pintar di ruang kelas.
Dalam larangan yang diterapkan pada 18 November, wilayah tersebut mengeluarkan larangan yang berarti siswa dilarang menggunakan ponsel di kelas kecuali kasus-kasus khusus terkait pendidikan. Itupun dengan catatan, memerlukan izin dari guru dan keluarga.
Siswa yang melanggar aturan akan mendapatkan hukuman ringan termasuk tidak diberi istirahat, atau pulang sekolah belakangan.
Advertisement