Sri Mulyani: Jalan Tol Sepanjang 782 Km Dibangun Pakai Uang Pajak

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memaparkan tujuan pungutan pajak yang selama ini dilakukan oleh pemerintah.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mar 2019, 14:02 WIB
Menkeu Sri Mulyani (dua kanan) didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution (kanan), Gubernur BI Perry Warjiyo (dua kiri), dan perwakilan OJK Nurhaida (kiri) saat meluncurkan Paket Kebijakan Ekomomi XVI, Jakarta, Jumat (16/11). (Liputan6.com/AnggaYuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memaparkan tujuan pungutan pajak yang selama ini dilakukan oleh pemerintah. Dia mengatakan, banyak infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah dengan memakai dana hasil pungutan pajak. 

Salah satu pembangunan menggunakan uang pajak adalah jalan tol sepanjang 782 kilometer (Km) dan 41.000 meter jembatan. Pembangunan ini menggunakan uang pajak pada 2015 hingga 2018.

"Selama pembayaran pajak 2015 hingga 2018 telah bisa bangun lebih dari 41.000 meter jembatan dan jalan baru. Dan juga 782 Km jalan tol yang sekarang ini nanti untuk mudik akan banyak terbantu," ujar dia saat memberi penghargaan kepada wajib pajak besar di Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Selain membangun jembatan dan jalan tol, pemerintah juga membangun sekitar 865.000 hektare (ha) jaringan sawah yang terigasi. Kemudian, membangun 10 lokasi pariwisata baru di Indonesia.

"Pajak juga untuk pembangunan 10 lokasi pariwisata, 10 bandara baru, dan 735 Km reaktivasi dari jalur ganda kereta api. Pembangunan LRT, MRT dan satu juta lebih rumah yang dibangun dari uang pajak," ujar dia. 

Menutup paparannya, Sri Mulyani mengucapkan terima kasih kepada seluruh wajib pajak yang hadir. Mayoritas wajib pajak yang hadir adalah wajib pajak besar yang menyumbang 31 persen penerimaan pajak. 

"Karena itu saya beri selamat kepada seluruh wajib pajak yang prominant tadi. Saya juga ikut doakan supaya tahun ini bapak ibu sekalian bisa tumbuh double digit. Kita akan jaga perekonomian kita stabil dan momentumnya tumbuh," ujar dia.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com


Sri Mulyani: Ketaatan Wajib Pajak Besar Jadi Bukti Ekonomi RI Kuat

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati berfoto bersama pengusaha yang menerima penghargaan antara lain Eddy Sariatmadja, Rachmat Theodore Permadi, Arifin Panigoro, Alexander Tedja, Budi Purnomo Hadisurjo, dan Garibaldi Thohir di Jakarta, Rabu (13/3).

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan penghargaan dan apresiasi kepada Wajib Pajak Kanwil DJP Wajib Pajak Besar Tahun 2019. Penghargaan ini diberikan atas kontribusi dan kepatuhan pada wajib pajak tersebut terhadap kewajiban pajaknya.

"Hari ini kita kembali meng‎adakan acara dari Kanwil LTO, yaitu pembayar pajak terbesar terdiri dari empat KPP, menyampaikan penghargaan kepada pembayar pajak yang cukup signifikan di dalam penerimaan negara kita," ujar dia di Kantor Pelayanan Pajak Sudirman, Jakarta, Rabu, 13 Maret 2019.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan, sebanyak 30 wajib pajak yang mendapatkan penghargaan, terdiri dari enam wajib pajak perorangan dan 24 wajib pajak badan.

"Saya ingin tegaskan ini bukan pembayar terbesar dan terkaya di Indonesia. Karena masih banyak prominent taxpayer kita yang membayar pajak sangat baik dan sangat besar, juga berada di KPP yang lain. Namun dari LTO, memiliki inisiatif untuk memberikan penghargaan kepada prominent taxpayer di Indonesia yang ada di dalam wilayah Kanwil ini," kata dia.

Sri Mulyani juga menyatakan, para penerima penghargaan ini berasal dari beragam sektor usaha yang ada di Indonesia. Hal ini menjadi bukti jika kondisi ekonomi Indonesia cukup baik dan kuat, sehingga banyak pelaku usaha yang berkontribusi besar bagi penerimaan negara.

"Tadi terlihat bahwa yang mendapatkan penghargaan ‎dari berbagai sektor dan cukup merata dan luas, ada yang dari consumer goods seperti Unilever, dari construction company, dari otomotif, financial industry, perbankan, ada dari sisi pertambangan. Ini semua memberikan edukasi bahwa ekonomi Indonesia bergerak cukup kuat di 2018, yang terlihat dari penerimaan pajak yang cukup baik," tandas dia.

Founder & Chairman PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek), Eddy Kusnadi Sariaatmadja, yang merupakan salah satu pengusaha yang memperoleh penghargaan mengatakan bahwa membayar pajak adalah suatu kewajiban, tapi juga suatu kehormatan. Membayar pajak adalah perwujudan dari nasionalisme, perwujudan dari kepedulian berbangsa, dan perwujudan dari solidaritas sosial.

"Saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kanwil Dirjen Pajak Besar atas penghargaan yang diberikan selama dua tahun berturut-turut ini," kata dia. 

"Penghargaan ini menjadi pendorong semangat agar kita bersama-sama, dalam kapasitas dan perannya masing-masing, terus berupaya memberikan sumbangsih nyata bagi Indonesia yang lebih baik," tambah dia. 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya