Banyak Kebun Teh yang Berubah untuk Tanaman Lain

Para pelaku industri teh dapat melakukan pengembangan dan inovasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mar 2019, 15:30 WIB
Sebagian ibu-ibu warga Kabupaten Kerinci di kaki Gunung Kerinci adalah pemetik teh peninggalan Belanda yang kini dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara (PTPN). (Liputan6.com/B Santoso)

Liputan6.com, Jakarta - Industri teh di Tanah Air mulai melesu. Ditandai dengan menyusutnya lahan kebun teh. Padahal, beberapa tahun sebelumnya Indonesia sempat menjadi salah satu negara penghasil teh terbesar di dunia.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar diskusi bertajuk "Industri teh dan manfaat teh bagi kehidupan manusia" di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (13/3/2019). Dimana dalam diskusi tersebut terjadi beberapa penyampaian pendapat dan pandangan mengenai kondisi industri teh saat ini.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani menyebutkan, semua pihak terlibat harus duduk bersama untuk membahas masa depan industri teh. Sebab dia menilai sejauh ini industri teh di Tanah Air belum mengalami perubahan signifikan ke arah yang lebih baik.

"Orang lebih banyak bicara kopi, sekarang kedai kopi dimana-mana," kata dia.

Padahal, teh tidak kalah menarik dibanding kopi. Oleh karena itu dia berharap para pelaku industri teh dapat melakukan pengembangan dan inovasi.

"Harus berpikir bagaimana kita tingkatkan kesejahteraan petani tehnya dan juga awareness ke industri teh. Dulu kita sempat ke posisi 3 (negara penghasil teh) sekarang cuma ke 7," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Berubah Tanaman Lain

Salah seorang pemetik daun teh di perkebunan Kabawetan Bengkulu menuruni bukit untuk mengantarkan hasil pemetikan mereka sebelum diangkut ke pabrik pengolahan (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Dalam kesempatan serupa, Ketua Bidang Kerjasama Dalam dan Luar Negeri Dewan Teh Indonesia Iriana Ekasari mengungkapkan dari tahun ke tahun terjadi penurunan jumlah lahan kebun teh di Indonesia. Kebun teh beralih menjadi lahan bagi tanaman lain. Hal itu membut produksi teh menjadi menurun.

Berdasarkan data, dia menyebutkan terjadi penurunan lahan kebun teh setidaknya 30 ribu hektar per tahun.

"Di Jawa Barat terjadi penurunan dari tahun 2014 itu 5000 hektar. Tahun 2014 89.978 hektar, tahun 2018 84.316 hektar," ujarnya.

Selain mengganggu industri, penurunan lahan kebun teh juga turut mengganggu keseimbangan lingkungan. Sebab salah satu fungsi kebun teh diantaranya adalah mencegah terjadinya erosi atau longsor.

"Menyebabkan banjir bandang dan sebagainya. Natural disaster, clean water atau air bersih untuk kita yang di bawah. Harus waspadan dan harus mengkonversi zona teh," tutupnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya