Liputan6.com, Jakarta - Rencana sejumlah badan antariksa untuk menjelajahi Bulan sudah terungkap dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu yang memiliki rencana tersebut adalah Badan Antariksa Jepang (JAXA).
Sebagai salah satu upayanya, seperti dikutip dari BGR, Kamis (14/3/2019), JAXA baru saja mengumumkan kerja sama dengan Toyota. Perusahaan otomotif itu disebut akan menggarap rover untuk misi di Bulan.
Rover ini akan dilengkapi kabin tanpa tekanan dan teknologi tinggi. Berbekal kelengkapan tersebut, astronot dapat menjelajah Bulan dengan lebih bebas dan nyaman.
Baca Juga
Advertisement
Dalam keterangannya, rover dapat menjelajah Bulan dengan radius hingga 10.000 km. Dengan kemampuan yang dimilikinya, rover ini dapat menjelajah wilayah Bulan hingga di luar titik pendaratan.
Kehadiran rover ini disebut-sebut akan berpotensi membantu penjelajahan ilmiah dalam misi ke Bulan.
Alasannya, rover ini dapat digunakan untuk menyelidiki kondisi permukaan Bulan, menjelajah wilayah yang lebih luas, termasuk membuat eksperimen dalam kondisi berbeda.
Rover yang memiliki enam roda ini berjalan menggunakan tenaga surya. Namun, belum diketahui kapan JAAX akan menggunakan rover ini melakukan perjalanan di Bulan.
Jepang Gandeng NASA Bangun Stasiun Luar Angkasa di Bulan
Dua tahun lalu, JAXA dilaporkan juga sedang memasuki tahap negosiasi kerja sama dengan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) untuk sebuah proyek pembangunan stasiun luar angkasa baru di Bulan.
Rencananya, pembangunan stasiun ditujukan untuk mengirim astronot Jepang dan Amerika Serikat ke permukaan Bulan.
Upaya kerja sama ini diklaim JAXA sebagai salah satu langkah Jepang untuk selangkah lebih maju dalam bidang antariksa. Karena itu, JAXA memilih NASA sebagai salah satu Badan Antariksa negara maju untuk mengembangkan proyek ini.
Sebelumnya, Rusia juga memutuskan untuk bekerja sama dengan NASA dalam membangun stasiun luar angkasa baru.
Tujuannya sama seperti Jepang, ingin memajukan industri antariksa di negaranya. Rencananya, stasiun luar angkasa milik Negeri Beruang Merah tersebut akan rampung pada 2020.
Rencana kemitraan JAXA dan NASA sendiri sudah tertuang dalam laporan pemerintah dan proposal soal peta jalan kebijakan luar angkasa pemerintah Jepang yang sudah direvisi. Proposal dikirimkan ke Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Pengetahuan, dan Teknologi Jepang.
Jika tak ada kendala, proyek pembangunan stasiun Bulan akan berjalan pada akhir 2017. Demikian dikutip Asia Nikkei.
Belum banyak informasi yang bisa diungkap dari proyek pembangunan stasiun Bulan milik JAXA ini. Hanya diketahui, dana yang akan digelontorkan pemerintah Jepang untuk membangun stasiun tersebut tentu akan sangat besar.
Advertisement
Kirim Manusia ke Bulan Pada 2030
Dengan dibangunnya stasiun Bulan, JAXA dengan demikian akan mengirim astronot ke Bulan pada 2030.
Mereka juga telah mengembangkan beragam teknologi yang akan dibutuhkan untuk misi ke bulan, dan persiapannya akan dimulai pada 2025.
Rincian misi ke bulan ini baru akan dibeberkan sebelum perhelatan International Space Exploration Forum di Jepang pada Maret 2018.
Rencana ini menandai pertama kalinya JAXA mengungkap misi pengiriman manusia ke bulan kepada publik. Namun, kabarnya misi ini merupakan salah satu upaya Jepang untuk menggali ilmu pengetahuan, termasuk biaya dan waktu yang diperlukan untuk mengirim manusia ke sana.
Tak hanya Jepang, Tiongkok juga mendeklarasikan misi pengiriman pesawat ulak-alik ke bulan pada 2020, dan manusia ke bulan dalam beberapa tahun ke depan. Selain itu, India juga punya rencana serupa pada pertengahan 2017.
(Dam/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: