Liputan6.com, Jakarta - Semakin banyak negara dan maskapai yang menangguhkan penerbangan Boeing 737 MAX setelah kecelakaan Ethiopian Airlines pada hari Minggu kemarin. Insiden ini merupakan kali keduanya terjadi pada model terbaru Boeing tersebut.
Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET 302 rencananya akan menuju Nairobi (Kenya). Namun burung besi ini tiba-tiba hilang kontak setelah 6 menit lepas landas dari Bandara Internasional Bole di Addis Ababa (Ethiopia).
Kemudian, pesawat dikonfirmasi jatuh di Bishoftu dan menewaskan seluruh penumpang dan kru kabin yang diangkutnya. Insiden nahas ini kembali menjadi sorotan media dan publik, setelah lima bulan sebelumnya --29 Oktober 2018-- Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 yang menggunakan unit Boeing serupa, jatuh di Tanjung Pakis, Karawangan, Jawa Barat.
Pesawat tersebut juga hilang kontak sebelum diketahui jatuh, 13 menit tinggal landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Jakarta), ketika hendak terbang menuju Pangkal Pinang (Bangka Belitung). Tak satupun orang di dalamnya selamat.
Baca Juga
Advertisement
Masyarakat internasional menggarisbawahi model pesawat yang digunakan oleh Lion Air dan Ethiopian Airlines, yakni Boeing 737 MAX. Dalam kedua kasus, pilot dilaporkan mengalami kesulitan dan meminta izin untuk kembali.
737 MAX telah menjadi model baru yang populer untuk Boeing sejak masuk ke layanan komersial pada 2017. Lebih dari 300 armada saat ini beroperasi di sejumlah negara dan lebih dari 5.000 unit sudah dipesan di seluruh dunia.
Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) mengeluarkan pemberitahuan global tentang kelaikan penerbangan yang berkelanjutan pada Senin malam.
"Laporan eksternal menggambarkan kesamaan antara kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air. Namun, penyelidikan terhadap Ethiopian baru saja dimulai dan sampai saat ini kami belum diberikan data untuk menarik kesimpulan atau mengambil tindakan apa pun," agen tersebut berkata, sebagaimana dikutip dari TIME, Rabu (13/3/2019).
Banyak politisi Amerika, termasuk Senator Mitt Romney, Senator Dianne Feinstein, dan Senator Richard Blumenthal, mulai menyerukan agar semua pesawat model Boeing 737 MAX yang beroperasi di AS ditangguhkan.
"Sampai penyebab kecelakaan tersebut (Ethiopian dan Lion) diketahui dan risiko serupa tidak ada dalam armada domestik, maka saya percaya semua pesawat seri Boeing 737 MAX yang beroperasi di Amerika Serikat harus dikandangkan untuk sementara waktu," tegas Feinstein dalam sebuah pernyataan.
Ketika penyelidik mulai bekerja untuk menentukan penyebab kecelakaan Ethiopian Airlines, setidaknya sudah ada 17 negara yang melarang Boeing 737 MAX mengudara dalam jangka waktu tak tentu, di samping Indonesia dan Ethiopia.
Selain itu, sedikitnya ada 26 maskapai penerbangan dari bermacam negara yang menghentikan penerbangan 737 MAX.
Saksikan video pilihan berikut ini:
1. China
China adalah negara pertama yang melarang penggunaan seluruh 737 MAX pada Senin 12 Maret, sejak kecelakaan Ethiopian Airlines.
Administrasi Penerbangan Sipil China memerintahkan semua maskapai penerbangan domestik untuk mengaandangkan 737 MAX. "Mengingat dua kecelakaan itu terjadi ketika Boeing 737 MAX jatuh beberapa menit setelah lepas landas, keduanya mempunyai sejumlah kesamaan."
Tiongkok memiliki 96 armada Boeing 737 MAX yang dimiliki oleh maskapai penerbangan seperti Air China, China Eastern Airlines, dan China Southern Airlines.
Advertisement
2. Inggris
Pada hari Selasa, Inggris menjadi negara pertama di Eropa yang melarang pesawat Boeing 737 MAX terbang dari wilayah udara Britania Raya.
Otoritas Penerbangan Sipil setempat mengatakan bahwa pihaknya mengambil "langkah pencegahan" karena belum memiliki informasi cukup dari perekam data penerbangan pada kecelakaan Ethiopian Airlines.
3. Uni Eropa
Badan keamanan udara Uni Eropa mengumumkan akan mendaratkan semua model pesawat Boeing 737 MAX saat kecelakaan Ethiopian Airlines masih dalam tahap investigasi. Langkah ini muncul setelah sejumlah negara Eropa turut menetapkan larangan tersebut.
Advertisement
4. Korea Selatan
Pada hari Selasa, seorang pejabat dari maskapai di Korea Selatan, Eastar Jet, menyebut dua pesawat 737 MAX dalam armadanya akan digantikan oleh pesawat Boeing 737-800 (versi lawas) mulai Rabu.
Dia menambahkan, meski maskapai itu tidak menemui kendala ketika mengoperasikan 737 MAX, namun pihaknya memerintahkan agar tak menggunakan versi baru itu terlebih dahulu sebagai tanggapan atas keprihatinan pelanggan.
Menurutnya, pesawat mereka tidak akan digunakan sampai penyelesaian tinjauan keselamatan pemerintah dikeluarkan.
5. Australia
Di Australia, larangan sementara atas penerbangan ke atau dari luar negeri dengan pesawat Boeing 737 MAX telah ditetapkan, meskipun saat ini tidak ada maskapai asal Negeri Kanguru yang mengoperasikannya.
Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil Australia mengatakan pada Selasa bahwa aturan itu akan memengaruhi dua maskapai asing, SilkAir dan Fiji Airways, yang menggunakan 737 MAX untuk penerbangan ke Australia.
Advertisement
6. Afrika Selatan
Di Afrika Selatan, maskapai swasta Comair mengatakan sudah tak lagi mengoperasikan Boeing 737 MAX. Comair mengatakan mereka "tengah berdiskusi dengan tim pakar Boeing".
"Keselamatan dan kepercayaan pelanggan adalah prioritas kami," kata Comair.
7. Negara Lain
7. Prancis
8. Malaysia
9. Oman
10. Singapura
11. Moroko
12. Mongolia
13. Irlandia
14. Belanda
15. Uni Emirat Arab
16. India
17. Selandia Baru
Advertisement