Grab Buka Teknologi Keamanan untuk Partner Bisnis

Grab Defence merupakan teknologi deteksi dan pencegahan kecurangan terbaru untuk mitra Grab.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 13 Mar 2019, 16:50 WIB
(ki-ka) Head of User Trust Grab Wui Ngiap Foo, Kepala Subdirektorat Penyidikan Kominfo Teguh Arifiadi, dan Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. (Liputan6.com/ Agustin S. Wardani)

 

Liputan6.com, Jakarta Startup decacorn pertama di Asia Tenggara, Grab, membuka teknologi keamanannya yang bernama Grab Defence kepada partner bisnisnya.

Informasi, Grab Defence merupakan teknologi deteksi dan pencegahan kecurangan terbaru untuk mitra Grab.

Dengan Grab Defence, para mitra bisnis Grab dapat memanfaatkan kemampuan data perusahaan yang teruji dalam mengurangi tindak kecurangan, guna memperkuat ekosistem teknologi dan arus transaksi.

Berdasarkan laporan Cybersource SEA Fraud Benchmark 2018, 1,6 persen pendapatan e-commerce di Asia Tenggara hilang akibat tindak kecurangan. Khusus Indonesia, kerugian yang ditimbulkan akibat tindak kecurangan sebesar 3,2 persen.

Head of User Trust Grab, Wui Ngiap Foo, mengatakan, transaksi palsu dan manipulasi yang dilakukan oleh para pelaku kejahatan di berbagai platform, termasuk ride hailing, memberikan pengaruh besar pada ekonomi digital.

Oleh karenanya, selama beberapa tahun ini Grab berinvestasi besar untuk mengembangkan sistem yang lebih kuat dan didukung machine learning serta kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi dan mencegah kecurangan pada platform Grab.

Hasilnya, menurut penelitian independen Spire Research and Consulting, tingkat penipuan di Grab kurang dari satu persen ketimbang kompetitor.

"Setiap hari, machine learning kami menganalisis jutaan data secara realtime untuk mendeteksi pola kecurangan, baik yang telah ada maupun baru. Tindak kecurangan terus berevolusi, oleh karenanya kami membangun algoritma yang berevolusi dan mempelajari polanya sehingga selangkah lebih maju dari kejahatan pelaku," kata Wui Ngiap Foo di Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Menurutnya dengan algoritma yang realtime ini, kecurangan bisa dengan cepat ditindak.

Untuk itulah, Grab membuka teknologi keamanannya ini untuk para partner bisnisnya. "Kami ingin berbagi keahlian yang kami miliki dengan para mitra yang mungkin menghadapi masalah yang sama. Kita harus bahu membahu mengatasi masalah demi sistem teknologi yang lebih kuat di Asia Tenggara," tutur Wui Ngiap Foo.

 


Mitra Bisnis Bisa Akses Grab Defence

Fakta Tentang Startup Pertama Level Decacorn Grab

Wui Ngiap Foo mengatakan, Grab Defence yang bisa dipergunakan oleh mitra terdiri dari tiga hal, yakni event risk management suite yang memungkinkan pelaku bisnis bisa menilai risiko dari peristiwa atau transaksi.

"Ini terdiri dari serangkaian API untuk mengevaluasi risiko yang didukung oleh machine learning yang dipakai mitra bisnis untuk memprediksi risiko secara realtime, seperti investigasi atau analisis perilaku mencurigakan," katanya.

Kedua adalah entity intelligence services, yakni penggunaan database Grab serta keahlian mengidentifikasi berbagai jenis entitas perilaku kejahatan, misalnya nomor telepon, alamat email, dan lain-lain.

Contohnya, mitra bisnis bisa memakai database Grab untuk mendapatkan informasi nilai risiko dari pengguna baru. Jika angka risikonya rendah, mereka bisa mengizinkan pengguna masuk aplikasi tanpa lewat langkah tambahan.

Kemudian yang ketiga adalah device and network intelligence services. Dengan ini, pebisnis mampu mendeteksi pelaku kejahatan menggunkan data dari perangkat pengguna.

"Setiap bisnis yang melakukan transaksi online diuntungkan dengan Grab Defence. Pasalnya, Grab telah mendeteksi miliaran transaksi tiap tahunnya, sehingga mitra bisnis bisa memakai database dan teknologi Grab Defence untuk membantu keamanan bisnisnya," kata dia.

 


Kepercayaan Usur Penting dalam Platform Digital

Ekspansi GrabFood berkembang pesat baik di Indonesia maupun di seluruh Asia Tenggara (Instagram @grabid).

Sementara itu, Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengungkapkan, kepercayaan merupakan unsur yang sangat penting dalam platform digital.

"Sebagai everyday super app yang memiliki berbagai layanan kepercayaan merupakan hal utama. Salah satu unsur kepercayaan adalah keamanan. Grab didirikan pertama kali misinya adalah keamanan dan kenyamanan. Kami memiliki program yang keamanannya kuat dan kita melihat platform lain milik mitra juga penting untuk menerapkan keamanan," katanya.

Ridzki mengatakan, saat ini partner bisnis seperti OVO dan Kudo sudah bisa menggunakan Grab Defence, sementara parner Grab lainnya akan bisa menggunakan Grab Defence pada akhir 2019.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya