KPU Pastikan Serangan Peretas Tidak Ganggu Proses Pemilu 2019

Arief memastikan segala upaya dilakukan untuk membentengi data base KPU dari peretas.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 13 Mar 2019, 19:24 WIB
Komisi Pemilihan Umum (KPU) merilis situs Data Pemilih Tetap (DPT) Pilpres 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua KPU Arief Budiman menegaskan, proses Pemilu 2019 tidak terganggu meski banyak peretas mencoba mengganggu situs maupun basis data pemilih dalam Pemilu 2019 milik KPU RI.

"Proses enggak terganggu karena kita tangani," kata Arief di Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Dia enggan menyebutkan pihak mana yang bertugas menangani para peretas itu. Namun, Arief memastikan segala upaya dilakukan untuk membentengi data base KPU dari peretas.

"KPU menjaga sistem kita aman, orang yang mau nyerang kan datang terus, tapi kita berupaya membentengi supaya tetap aman. Sampai sekarang web kita aman. Meski ada yang nyerang, setop dulu bentar tapi semua bisa digunakan," kata Arief.

Selain data base pemilih, dia mengklaim sistem penghitungan suara juga akan aman dari serangan peretas. Selain itu, KPU juga akan menggunakan hasil penghitungan manual.

"Penghitungan suara yang ditetapkan itu adalah yang direkap secara berjenjang dan manual melalui berita acara. Jadi andaikan sistem diserang, sama KPU dinyatakan enggak pake itu, kan pemilu berdasarkan ketentuan UU hasil rekap manual melalui berita acara, itulah yang dipakai KPU," tandas Arief.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Asal Peretas

Sebelumnya, Arief mengakui adanya serangan peretas yang datang terus menerus dan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.

"Kalau nyerang ke web kita itu memang ada terus, dan itu bisa datang dari mana-mana, dilihat dari IP address-nya itu datang dari dalam negeri dan luar negeri," kata Arief.

Dia membantah kabar yang menyebut peretas berasal dari dua negara yakni Tiongkok dan Rusia.

"Saya pikir enggak perlu saya sebut nama negaranya, kecuali kita sudah nangkep baru boleh disebut. Tapi nggak usah disebut lah negaranya," kata Arief.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya