Liputan6.com, Aceh - Warga Desa Lagang, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Provinsi Aceh sempat heboh oleh penemuan sesosok jenazah di dekat pembuangan sampah pada Sabtu, 9 Maret 2019. Jenazah itu ditemukan dengan kondisi telungkup dan membusuk.
Berdasarkan hasil visum, korban diketahui sudah ada di lokasi selama 3 atau 4 hari. Tubuh korban terkelupas akibat proses pembusukan.
Menurut polisi, korban berinisial MA (26) alias BB, dan tercatat sebagai warga Dusun Peutua Daud, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen. MA merupakan seseorang yang berkebutuhan khusus.
Karena tidak ada tanda-tanda penganiayaan atau bekas luka akibat senjata tajam, penemuan jenazah ini sempat menjadi teka-teki. Namun, polisi berhasil mengungkap teka-teki di balik penemunan jenazah yang rupanya korban pembunuhan.
Baca Juga
Advertisement
Otak pembunuhan adalah ayah angkat korban. Pelaku berinisial ZL (54) dibantu seorang pria berasal Sumatera Utara selaku eksekutor berinisial SR (42).
Alasan pelaku tega membunuh anak yang telah dirawat sejak umur 3 tahun itu karena belakangan ini anak angkatnya itu sering mengamuk. ZL rupanya gerah dengan kondisi anaknya tersebut.
Kedua pelaku mengatur siasat tidak memberi korban minum sejak pagi. SR lantas mengajak MA jalan-jalan dengan sepeda motor pada sore hari lalu menawarinya teh manis.
Karena kehausan, korban menenggak habis teh manis pemberian SR. MA tak tahu, teh manis tersebut rupanya telah dicampur racun tikus.
"Sampai di lokasi kejadian, korban muntah-muntah dan terjatuh telungkup dari atas sepeda motor. Tersangka turun dari motor mendorong tubuh korban ke pinggir jalan. Saat itu korban masih hidup dan terlihat merangkak saat ditinggalkan tersangka. Hingga akhirnya, ditemukan sudah menjadi mayat," jelas Kapolres Lhokseumawe AKBP Ari Lasta Irawan melalui Kasat Reskrim AKP Indra Trinugraha Herlambang kepada Liputan6.com, Rabu, 13 Maret 2019.
Menurut Indra, ZL awalnya hendak menitipkan anak angkatnya di salah satu panti asuhan yang ada di Sumatera Utara dengan bantuan temannya, SR. Namun, setiba SR di rumah ZL, rencana berubah, lalu keduanya merancang siasat menghabisi MA.
"Alasannya, jika dititipkan di panti asuhan dikhawatirkan korban kembali ke rumah. Setelah melakukan eksekusi terhadap korban, SR pulang ke Sumatera Utara dengan diberi uang sebesar Rp1,050 juta oleh ayah angkat korban," Indra memungkasi.
Saksikan video pilihan berikut ini: