Wawancara Carles Puyol: Jadi Kapten Bukan Hal yang Mudah

Ikuti wawancara eksklusif dengan Carles Puyol yang datang dalam rangka UEFA Champions League Trophy Tour Presented by Heineken.

oleh Erwin Fitriansyah diperbarui 14 Mar 2019, 08:30 WIB
Legenda Barcelona, Carles Puyol, saat interview eksklusif di Jakarta, Senin (11/3). Eks pesepak bola dengan posisi bek tengah itu datang ke Indonesia untuk UEFA Champions League Trophy Tour. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Jakarta - Carles Puyol adalah sosok legendaris Barcelona. Selama berkarier sebagai pemain, total Puyol mengoleksi 23 trofi. Semua gelar bergengsi itu dia raih bersama Barcelona dan timnas Spanyol.

Penampilannya yang konsisten di lini belakang membuat Carles Puyol disegani kawan dan lawan. Ia dijuluki The Wall (Tembok) karena ketangguhannya dalam mengawal pertahanan.

Soal kesetiaan dan konsistensi, Puyol juga luar biasa. Ia mengawali karier saat berusia 17 tahun di tim La Masia, Barcelona, dan pensiun di usia 36 tahun pada 2014, tanpa pernah pindah ke lain klub.

Ia mencatat 663 penampilan bersama Barcelona. Sementara bersama timnas Spanyol, Puyol mencatat 120 penampilan dalam 15 tahun karier internasionalnya.

Karier gemilang tersebut membuat Carles Puyol kini dipercaya untuk menjadi duta besar dalam acara UEFA Champions League Trophy Tour Presented by Heineken.

Bola.com berkesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif dengan Carles Puyol yang dibantu oleh penerjemah bernama Luiz di Jakarta, Senin (11/3/2019). Berikut petikannya:

Apa kabar? Anda lebih nyaman dipanggil dengan nama Carles, Puyol, atau The Wall?

Baik. Tak masalah saya dipanggil dengan nama yang mana.

Setelah juara bertahan Liga Champions, Real Madrid, tersingkir, menurut Anda siapa yang bisa menjadi juara musim ini?

Sangat sulit untuk memprediksi tim mana yang akan menjadi juara Liga Champions musim ini. Melihat dari beberapa pertandingan terakhir, setiap tim bisa saja tersingkir. Tentu saya ingin melihat Barcelona kembali menjadi juara di Liga Champions. Tapi mereka harus benar-benar sangat fokus hingga akhir kompetisi.

Anda memiliki 23 trofi juara, termasuk enam trofi La Liga, tiga Liga Champions, satu juara Eropa dan satu juara dunia. Masihkah ada pencapaian yang menurut Anda belum sempat diraih?

Saya sangat bahagia karena sudah mendapatkan semuanya. Saya mendapatkan banyak trofi bergengsi bersama klub. Saya juga mendapatkan trofi bersama tim nasional Spanyol. Saya sangat bahagia dengan pencapaian itu. Tak ada lagi yang belum saya raih ketika memutuskan untuk pensiun.


Belajar dari Paolo Maldini

Legenda Barcelona, Carles Puyol, saat interview eksklusif dengan Bola.net di Jakarta, Senin (11/3). Pesepak bola dengan posisi bek itu datang ke Indonesia untuk UEFA Champions League Trophy Tour. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Anda menjadi kapten di tim Barcelona dan tim nasional Spanyol yang dipenuhi sejumlah pemain bintang. Bagaimana Anda menghadapi hal tersebut, di luar dan di dalam lapangan?

Menjadi kapten bukanlah hal yang mudah buat dilakukan, baik di Barcelona dan tim nasional Spanyol. Anda tahu saya harus bermain dengan dikelilingi oleh banyak pemain bintang. Mereka memiliki ego sendiri-sendiri. Tapi saya senang dengan semua rekan setim yang pernah bermain dengan saya.

Bagaimana Anda melihat Barcelona jika nantinya Lionel Messi pensiun? Siapa pemain yang bisa menggantikan dia?

Saya merasa sangat terhormat pernah bermain dengan Lionel Messi. Menurut saya, Messi adalah pemain terbaik yang pernah ada dalam sejarah sepak bola. Mungkin sekarang ini ada banyak pemain yang punya kemampuan bagus. Tapi saya tidak yakin ada yang bisa mencapai level permainan Messi. Saya sangat bangga dan senang karena bisa bermain bersama Messi dalam banyak kesempatan dan pertandingan.

Anda mengawali karier sebagai kiper, lalu pernah menjadi striker, bek kanan, gelandang bertahan, dan akhirnya menjadi salah satu bek tengah paling tangguh. Bagaimana Anda bisa menjalani banyak posisi dan akhirnya sukses di bek tengah?

Saya hanya mengikuti instruksi dari manajer untuk bermain di posisi yang berbeda-beda. Saya hanya berusaha beradaptasi saja. Saya akhirnya bermain sebagai bek tengah dan hal itu tidak mudah dilakukan di Barcelona, karena di Barcelona banyak pemain gelandang yang turun hingga ke pertahanan. Kami harus benar-benar fokus. Saya banyak belajar dari rekan setim. Saya juga melihat bagaimana pemain lain dalam bermain. Salah satunya Paolo Maldini, saya banyak belajar dari dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya