Liputan6.com, Pekanbaru - Margono kini menjadi penghuni baru di sel tahanan Mapolres Kota Dumai. Ulahnya mengamuk membawa parang dan berniat membakar kantor Bank Negara Indonesia (BNI) 46, Senin pagi, 11 Maret 2019, membuatnya berhadapan dengan penegak hukum.
Aksi pria 44 tahun ini diduga bukan spontanitas. Pasalnya sudah dua pekan pelaku merencanakan aksinya setelah melihat beragam video di televisi, sehingga mencobanya dalam kehidupan nyata.
"Pengakuannya terobsesi dari berita dan melihat video yang disaksikannya," kata Kapolres Kota Dumai Ajun Komisaris Besar Restika Pardamean Nainggolan SIK, Rabu (13/3/2019).
Baca Juga
Advertisement
Margono menyusun rapi aksinya, mulai dari mempersiapkan parang, karung goni pembungkus senjata tajam itu, jeriken minyak, korek gas atau mancis, dan beberapa alat lainnya.
"Pelaku juga menjahitkan kaos putih ke sebuah kopiah warna hitam," ucap Restika.
Sebelum berangkat ke bank, warga Kelurahan Purnama itu, mampir ke sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. Pelaku juga sempat membuat keributan di sana dan memaksa petugas mengisi jeriken bawaannya dengan Pertamax.
Entah dibayar ataupun tidak, jeriken berisi bahan bakar tadi lalu dimasukkan ke karung putih. Kemudian pelaku berangkat ke bank tujuannya dan langsung masuk usai memarkirkan sepeda motor.
"Di dalam bank tadi diusirnya semua orang, parang dikeluarkan dan diayunkan ke meja teller 3," terang Restika.
Simak video pilihan berikut:
Sering Berhalusinasi
Pelaku juga mengambil slip setoran dan penarikan nasabah, lalu merobeknya. Pelaku lalu berkeliling ke berbagai sisi ruangan bank sambil menenteng parangnya.
"Merusak komputer dan kursi untuk nasabah," ucap Kapolres.
Selanjutnya pelaku mengeluarkan jeriken yang telah di siapkannya, kemudian menyiramkan isinya ke lantai dan meja teller 3. Belum sempat dipantik memakai korek gas, pelaku lebih duluan ditembak oleh polisi yang bertugas di sana.
Luka tembak yang dideritanya langsung diobati di Rumah Sakit Umum Daerah Dumai. Ia lalu dibawa ke Mapolres untuk pengusutan lebih lanjut. Sejumlah barang bukti yang digunakan pelaku membuat teror itu disita untuk penyidikan.
"Sampai sekarang masih memberi keterangan berubah-ubah, masih berhalusinasi. Kejiwaannya nanti akan diperiksa, intinya kejadian ini bukan perampokan," kata Restika.
Advertisement