Liputan6.com, Jakarta - Para pecinta film Disney pasti sudah tidak asing lagi dengan kisah seorang putri bernama Rapunzel, kan? Ya, sosok seorang perempuan cantik yang terkenal dengan ciri khas rambut panjangnya ini sekarang bisa Anda temukan di Desa Huangluo, Guangxi, China bagian barat daya.
Baca Juga
Advertisement
Di desa ini, terdapat 60 perempuan yang memiliki rambut yang sangat panjang hingga sepanjang 2 meter!
Memotong rambut hanya sekali seumur hidup
Sesuai adat dan tradisi yang telah dilakukan selama 2.000 tahun lamanya, para perempuan adat Yao di desa Huangluo ini hanya boleh memotong rambut selama satu kali dalam seumur hidupnya. Biasanya, kegiatan memotong rambut ini boleh dilakukan hanya sebelum mereka menikah.
Rambut yang telah dipotong ini nantinya tidak perbolehkan untuk dibuang, melainkan untuk disimpan dan diawetkan.
Ada sekitar 400 orang yang tinggal di pedesaan Huangluo yang terdiri dari 78 keluarga yang masih menjaga tradisi secara turun temurun ini. Karakteristik dari para warga perempuan ialah memakai baju dress panjang berwarna merah dan tentunya, rambut mereka yang panjang.
Advertisement
Menggunakan air beras untuk menjaga kesehatan rambutnya
Tradisi ini telah berlangsung sejak nenek moyang mereka, dan untuk menjaga rambut mereka agar tetap sehat, lembut dan berkilau, para wanita baik yang belum menikah atau sudah menikah, mencuci rambut mereka di sungai dan membersihkan rambut mereka hanya dengan menggunakan air beras. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar rambut panjang mereka tetap sehat.
Sisa rambut yang dipotong akan digunakan kembali
Setelah menikah dan memiliki anak, helai rambut panjang yang telah dipotong akan disusun sedemikian rupa dan dipakai dalam bentuk sanggul di kepala mereka. Hal ini berguna sebagai pembeda antara wanita yang telah menikah dan belum menikah.
Para perempuan di desa ini kebanyakan bekerja sebagai pemain teater dalam acara-acara yang disuguhkan untuk para turis, dan juga sebagai penjual kain atau selimut untuk para pelancong yang sedang berkunjung ke desa mereka.
Reporter:
Fira Shabrina Malia
Universitas Indonesia
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement