Liputan6.com, Jakarta Mekanisasi pertanian Alat Mesin Pertanian (Alsintan) memiliki peran penting dalam peningkatan produksi jagung Indonesia. Begitu juga dengan bantuan alat tanam jagung--corn planter dorong dan corn planter implement--yang disalurkan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan). Pada 2018, bantuan Alsintan yang terealisasi berupa corn planter dorong dan corn planter implement sebanyak 10.437 unit senilai Rp 38,4 miliar.
Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy, mengatakan bahwa produksi jagung harus selalu ditingkatkan. Untuk dapat mencapai hal itu, petani perlu dibantu Alsintan seperti alat tanam.
Advertisement
“Saya mengharapkan petani semangat melakukan usaha tani dengan memproduksi pangan lokal, serta mencintai produk dalam negeri. Ditjen PSP mengemban visi dan misi sebagai institusi pendukung Direktorat Jenderal Komoditas, khusus jagung,” ujarnya, Kamis (14/3/2019).
Komitmen PSP tersebut menyikapi melimpahnya produksi jagung di seluruh Indonesia menjelang panen raya, khususnya di tujuh kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Ketujuh kabupaten itu ialah Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Pasuruan.
Sebagai informasi, Sentra jagung Jawa Timur mulai memetik hasil panen jagung. Pada Februari, Desa Talun, Kecamatan Montong, memanen sekitar 10.000 hektare (ha) lahan jagung. Sementara itu, Kabupaten Tuban, secara keseluruhan memanen lebih dari 50.000 ha lahan jagung. Tuban merupakan salah satu sentra pertanaman jagung di Jawa Timur.
Petani jagung Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur, pun mengharapkan bantuan Ditjen PSP berupa Alsintan pasca panen, yaitu mesin pemipil jagung (corn sheller). Alat ini dibutuhkan untuk proses hasil panen, sehingga jagung dalam bentuk olahan memberikan nilai jual lebih kepada petani.
Kepala Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek, Joko Surono, mengatakan bahwa Kementan dapat memberikan bantuan sarana pasca panen untuk menjaga kualitas jagung agar harga di pasar menjadi lebih baik.
"Sebentar lagi akan terjadi panen raya jagung di tiap daerah dan harus dapat mengantisipasi jatuhnya harga jagung. Kita harus mulai mempertimbangkan untuk menjual jagung dengan bentuk hasil olahan agar ke depan ada nilai jual lebih,” ucapnya.
Direktur Pembiayaan Ditjen PSP sekaligus Penanggung Jawab LTT Upsus wilayah Karesidenan Madiun, Sri Kuntarsih, menanggapi positif permintaan petani yang bergabung dalam kelompok tani Tani Makmur tersebut.
“Kami akan teruskan permintaan petani yang mengusulkan bantuan Alsintan berupa corn sheller untuk proses hasil panen jagung,” kata dia.
Petani setempat memanfaatkan 300 ha lahan kering milik Perum Perhutani dengan memanfaatkan benih jagung hasil swadaya petani yang produktivitasnya mencapai 6,3 ton/ha. Sementara harga jual saat ini rata-rata Rp 3.800/kg dari sebelumnya Rp 4.100/kg.
(*)