Mampu Bunuh Predator, Bukti Ayam Keturunan Dinosaurus T-Rex?

Ayam disebut sebagai keturunan Tiranosaurus rex, mengapa?

oleh Afra Augesti diperbarui 14 Mar 2019, 19:05 WIB
Penampilan ayam jantan asal Malaysia, Prince Peep, saat mengenakan sweater di sebuah rumah pensiun di Milton, Massachusetts, 8 Maret 2017. Sekelompok pensiunan membuatkan sweater rajutan untuk ayam agar mereka tidak kedinginan. (AP Photo/Steven Senne)

Liputan6.com, Beijing - Rubah muda, usia berkisar 6 bulan, menyelinap ke kandang ayam pada senja pekan lalu, di sebuah peternakan yang dimiliki oleh sekolah pertanian di Brittany, barat laut Prancis. Malangnya, rubah mati dipatuk oleh kawanan unggas tersebut.

Di kandang itu, ada 3.000 ekor ayam yang sedang beristirahat begitu matahari terbenam. Saat melihat rubah nakal itu, menurut pengamat burung, ayam akan mengeluarkan naluri Tyrannosaurus rex-nya --salah satu karnivora darat terbesar sepanjang masa.

"Ada naluri kawanan, dan ayam-ayam ini menyerang rubah dengan paruh," kata Pascal Daniel, kepala pertanian di sekolah pertanian Le Gros Chene (The Big Oak), seperti dikutip dari Live Science, Kamis (14/3/2019). "Serangan itu ditujukan ke leher rubah, patukan dari paruh."

Penemuan bangkai rubah pertama kali dilaporkan oleh siswa di sekolah tersebut. Mereka melihatnya tersungkur di sudut kandang.

Bukan rahasia umum lagi, di kalangan peternak ayam, unggas ini bisa berubah jadi ganas. Kawanan ayam memiliki hierarki yang jelas, kadang-kadang disebut sebagai pecking order (hirarki status yang terlihat di antara anggota kelompok orang atau hewan, awalnya seperti yang diamati di antara ayam betina), dengan burung terbesar, terkuat dan paling agresif yang berkuasa.

Seperti tersirat dari nama pecking order, ayam-ayam ini akan melakukan perundungan (bully) dengan mengintimidasi dan mematuk ayam yang lebih lemah untuk tunduk, menurut Modern Farmer, outlet berita untuk produsen dan konsumen makanan.

Ayam-ayam yang menduduki puncak hierarki mendapatkan akses yang lebih baik ke makanan, air, dan dust-bathing area (area pemandian debu), serta tempat-tempat terbaik di dalam kandang.

Tetapi bos ayam ini juga memikul tanggung jawab khusus, yakni harus terus mencari predator dan membimbing kawanannya agar selamat jika bahaya sudah dekat.

Dalam kasus rubah, ayam-ayam itu tidak lari berhamburan keluar kandang, tetapi malah bersatu untuk menyergap rubah. "Mereka bisa bersatu dengan ulet ketika berada dalam keadaan genting," kata Daniel kepada surat kabar regional Ouest-France.

Genetika mungkin menjadi alasan bahwa beberapa ekor ayam berkuasa atas sesamanya. Menurut sebuah studi tahun 2016 dalam jurnal Scientific Reports, para ilmuwan Cihna menemukan sejumlah area pada genom ayam yang dikaitkan dengan sifat-sifat perilaku agresif.

Namun, seekor ayam biasanya tidak memenangkan pertempuran melawan predator yang ukuran tubuhnya lebih besar darinya. Terakhir kali seekor rubah masuk ke dalam kandang ayam adalah lebih dari setahun lalu. 'Pertemuan' ini tidak berakhir baik untuk ayam.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Bersekongkol Bunuh Rubah

Pekerja mengumpulkan telur dari peternakan ayam di kawasan Depok, Jawa Barat, Senin (23/7). Tingginya harga telur ayam di pasaran karena tingginya permintaan saat lebaran lalu yang berimbas belum stabilnya produksi telur. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Kandang-kandang di area seluas lima hektar itu dibiarkan terbuka pada siang hari. Kebanyakan ayam memilih menghabiskan waktu di luar, kecuali saat bertelur.

Insiden tak biasa itu terjadi setelah rubah menyelinap ke kandang melalui pintu palka otomatis, yang dikendalikan cahaya, dan akan menutup kala senja. Saat pintu tertutup, rubah ini terjebak di dalam kandang.

Saat itu lah, hewan predator itu jadi bulan-bulanan. "Ayam-ayam, dalam skala masif, mendatanginya. Rubah mungkin panik menghadapi mangsanya dalam jumlah besar itu," kata Daniel. 

Hewan karnivora tersebut tak berdaya dikeroyok ayam-ayam yang merasa terusik. Menurut Daniel, ayam-ayam bisa sangat gigih ketika bersatu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya