Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi tengah menggelar Festival Arsitektur Nusantara. Dalam menyelenggarakan festival ini, Pemkab Banyuwangi berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), PT Propan Raya, dan komunitas Arsitek Muda Banyuwangi (AMB).
Kementerian Pariwisata sebagai salah satu pihak pendukung pun mengapresiasi upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi atas terselenggaranya acara tersebut. Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki Rahman, mengatakan bahwa Festival Arsitektur Nusantara menjadi daya tarik yang kuat untuk memikat kunjungan wisatawan.
Advertisement
Dirinya pun berharap Festival Arsitektur Nusantara bisa menjadi langkah awal untuk menguatkan arsitektur Nusantara. Terlebih lagi, Banyuwangi menjadi yang daerah pertama yang menggelar Festival Arsitektur Nusantara.
"Arsitektur bisa menjadi daya tarik wisatawan dan ini sedang didorong pemerintah pusat. Banyuwangi menjadi yang pertama menggelar Festival Arsitektur Nusantara, semoga bisa menjadi langkah awal menjadi destinasi arsitektur Nusantara," ujar Riski, dalam Festival Arsitektur Nusantara di Hotel El-Royale Banyuwangi, Kamis (14/3/2019).
Dia menambahkan, upaya menguatkan arsitektur Nusantara merupakan arahan Presiden Joko Widodo atau biasa dipanggil Jokowi melalui kementerian untuk menguatkan daya tarik pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Ide untuk mempertahankan arsitektur Nusantara itu dari Jokowi. Mengharapkan destinasi wisata Indonesia kearifan lokal arsitektur Indonesia. Luar biasanya hari ini arahannya presiden ditangkap Bupati," ucap Riski, seperti dikutip dari merdeka.com (14/3/2019).
Lanjutnya, pemerintah pusat menilai bahwa arsitektur nusantara menjadi subsektor yang menguatkan ekonomi kreatif.
"Arsitek bagian subsektornya ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif yang berbasis potensi kearifan budaya lokal," kata Riski.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan, sejumlah bangunan baru di Banyuwangi seperti hotel, bandara, pabrik, puskesmas, dan kantor-kantor pemerintah telah dibangun dengan desain arsitektur lokal. Menurutnya, selain untuk menjadi daya tarik wisatawan, rancangan ini dibuat untuk peradaban arsitektur di Banyuwangi.
"Bagi Banyuwangi, arsitektur adalah bagian penting dari pembangunan. Kami menitipkan peradaban Banyuwangi melalui arsitektur sebagai produk kebudayaan kepada kemajuan ekonomi yang sedang berlangsung," ujar Anas.
Dirinya pun mengucapkan terima kasih kepada para arsitek yang telah mendukung penguatan desain kearifan lokal untuk tata kota dan pembangunan di Banyuwangi.
"Banyuwangi beruntung karena arsitek-arsitek papan atas yang karyanya sudah lintas negara mau ikut terlibat dalam pengembangan Banyuwangi. Pak Andra Martin yang telah membangun Bandara Banyuwangi yang menggunakan arsitektur hijau ramah lingkungan dengan desain Suku Using. Pak Budi Pradono, desain Grand Watu Dodol, shalter pulau Merah, Ijen, dan dormitory tourism, idenya menarik. Pak yori Antar yang mendesain Pulau Merah, terima kasih," ucap Anas.
Festival Arsitektur Nusantara, dihadiri puluhan arsitek nasional dari Ikatan Arsitek Indonesia dan Arsitek Muda Banyuwangi (AMB). Sejumlah arsitek kondang, seperti Andra Matin, Yori Antar, Budi Pradono, Jeffrey Budiman, Adi Purnomo, Denny Gondo, Achmad Noerzaman, juga tampak hadir dalam acara. Sementara di bagian luar, terpampang puluhan desain-desain arsitektur yang mengadopsi kearifan Nusantara.
(*)