Liputan6.com, Jakarta - Fenomena badai matahari menuju bumi diprediksi bakal terjadi hari ini, Jumat (15/3/2019). Ledakan besar sinar kosmik ini akan memberi dampak tertentu, khususnya bagi sistem satelit.
Fenomena badai matahari, atau lebih tepatnya badai geomagnetik adalah gangguan sementara pada lapisan atmosfer bumi yang diakibatkan oleh interaksi antara angin matahari dengan medan magnet bumi. Fenomena ini rutin terjadi sebagai akibat dari aktivitas pelontaran masa korona.
Advertisement
Lembaga Antariksa Penerbangan Nasional (LAPAN) menyatakan belum ada dampak signifikan untuk Indonesia atas fenomena ini.
"Tenang, semua aman berdasar asesmen dari Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) LAPAN, belum ada dampak signifikan," tulis LAPAN dalam akun twitter resminya @LAPAN_RI.
Menurut LAPAN, posisi lubang korona di sekitar ekuator matahari memang bisa melepaskan angin matahari cepat yang diperkirakan mencapai bumi dalam 2 hari. Tetapi efeknya tidak seperti yang diberitakan.
LAPAN mengabarkan bahwa pada tahun ini intensitas paparan badai matahari tidak terlalu signifikan atau dalam intensitas rendah. Efeknya akan berpengaruh ke satelit yaitu mengalami kelebihan paparan energi, sehingga harus dibuang dengan cara menyalakan beberapa sub sistem atau devices.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dampaknya di Indonesia
Fenomena ini bisa mempengaruhi satelit di orbit, dan berpotensi menyebabkan kurangnya navigasi GPS, sinyal ponsel, dan TV satelit. Selain itu, gelombang partikel dapat menyebabkan arus tinggi di magnetosfer, yang dapat menyebabkan arus lebih tinggi dari listrik normal di saluran listrik, mengakibatkan transformator listrik dan pembangkit listrik meledak dan kehilangan daya.
Berdasarkan informasi yang disebarkan melalui instastory akun instagram @infobmkg, ada skala kekuatan badai geomagnetik mulai dari minor (G1) sampai kekuatan ekstrim (G5). Badai geomagnetik kali ini diperkirakan terjadi pada kategori minor (G1).
Dampaknya akan ada gangguan minor pada sistem satelit dan gangguan lemah pada jaringan listrik, terutama pada wilayah lintang tinggi.
Meski begitu, Indonesia yang berada di wilayah ekuator memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk mengalami gangguan akibat badai geomagnetik ini.
Reporter: Dewi Larasati
Advertisement