Kisah Tragis Inter Milan di Kompetisi Eropa

Hambatan Inter Milan berasal dari pengaruh eksternal.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 15 Mar 2019, 17:15 WIB
Ekspresi pemain Inter Milan usai alami kekalahan pada leg kedua, babak 16 besar Liga Europa yang berlangsung di Stadion Giuseppe Meazza, Jumat (15/3). Inter Milan kalah 0-1 kontra Eintracht Frankfurt. (AFP/Miguel Medina)

Liputan6.com, Jakarta Nasib tragis harus dialami tim raksasa Italia Inter Milan. Nerazzurri harus terlempar dari kompetisi Eropa.

Setelah tersingkir di fase grup ajang Liga Champions 2018-2019, skuat asuhan Luciano Spalletti itu, kini juga harus terlempar dari Liga Europa musim ini.

Inter Milan dipastikan tersingkir dari Liga Europa setelah dipermalukan Eintracht Frankfurt dengan skor 0-1 pada leg kedua babak 16-besar, Jumat (15/3/2019) dini hari WIB.

Inter Milan tersingkir karena kalah dengan agregat 0-1, setelah sebelumnya, Inter hanya bermain imbang tanpa gol di markas Frankfurt pada leg pertama.

Kekalahan ini tentu saja membuat Spalletti kecewa. Pelatih asal Italia itu pun mengeluhkan performa timnya yang tak mampu bermain maksimal.

"Kami tidak memiliki segalanya. Kami segera kehilangan keseimbangan dan membuat beberapa kesalahan naif," kata Luciano Spalletti dikutip dari Football Italia.


Prihatin

Pemain Inter Milan Milan Skiriniar terlihat kecewa usai timnya disingkirkan Eintracht Frankfurt dari babak 16 besar Liga Europa. Inter kalah agregat 0-1. (AP Photo/Antonio Calanni)

Prestasi mengecewakan ini jelas makin memperburuk situasi di Inter Milan. Bahkan, mantan striker Juventus, Alessandro Del Piero, ikut prihatin dengan kondisi di klub itu.

Ia menilai, apa yang terjadi dengan Inter Milan akibat situasi di luar pertandingan. Del Piero menyebut hambatan Inter Milan berasal dari pengaruh eksternal.

Menurutnya, tim tidak dapat mengeluarkan performa terbaik karena isu. "Setiap hari membaca koran, saya melihat negosiasi berlarut sang kapten (Mauro Icardi), masalah (Radja) Nainggolan, dan sekarang situasi (Ivan) Perisic," kata Del Piero, dilansir Calciomercato.


Bermasalah

Striker Inter Milan, Mauro Icardi, melakukan selebrasi usai membobol gawang PSV Eindhoven pada laga Liga Champions di Stadion San Siro, Italia, Selasa (11/12). Kedua tim bermain imbang 1-1. (AP/Luca Bruno)

Inter Milan, yang pernah meraih treble winners pada 2010, memang tak henti-hentinya dirongrong konflik internal antara manjemen, pelatih dan pemain.

Masalah yang hingga kini belum juga terselesaikan adalah soal Mauro Icardi. Persoalannya bermula ketika ban kaptennya dicabut pada 13 Februari. Sejak saat itu, Icardi belum main lagi untuk Inter.

Kabarnya, persoalan pembaruan kontrak menjadi pangkal permasalahan. Inter dan Icardi disebut tak mencapai kata sepakat soal kenaikan gaji.

Sebelumnya, keputusan mengejutkan dibuat Inter Milan saat membekukan Radja Nainggolan dari tim hingga waktu yang tak ditentukan. Pemain asal Belgia tersebut bermasalah kedisiplinan.

Pria yang memiliki darah Indonesia ini memang kerap kali bermasalah dengan kedisiplinan. Kala masih membela AS Roma ia pernah dihukum karena pergi ke pesta Malam Tahun Baru dan mengunggah video dirinya tengah mabuk ke Instagram.


Beban Berat

Pelatih Inter Milan Luciano Spalletti tertunduk lesu usai timnya kalah 0-1 dari Eintracht Frankfurt pada leg kedua babak 16 besar Liga Europa di Giuseppe Meazza, Jumat (14/3/2019) dini hari WIB. Inter pun tersingkir. (AP Photo/Antonio Calanni)

Beban berat kini ada di pundak Spalletti. Pasalnya, dewan klub Inter Milan sudah memberi ultimatum agar bisa mempersembahkan setidaknya satu trofi musim ini atau akan dipecat jika menuai kegagalan.

Dilansir dari Football Italia, Presiden Steven Zhan yang sangat ingin mengangkat trofi mencoba untuk mendesak Spalletti untuk membawa Nerazzuri memenangkannya musim ini.

Spalletti sudah memperpanjang kontraknya hingga musim panas 2021. Tapi, posisi Inter Milan saat ini tidak akan menjamin eks pelatih Roma ini akan diperpanjang melalui kontrak baru.

Saat ini Inter Milan masih terpaku di posisi 4 klasemen sementara Serie A dengan 50 poin. Mereka sudah tertinggal jauh dari pemimpin klasemen Juventus yang sudah mengumpulkan 75 angka. Harapan Spalletti di kompetisi lokal pun sepertinya akan sulit dicapai.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya