Liputan6.com, Wina - Kota Wina (Vienna) menjadi kota terbaik di dunia sebagai tempat paling layak huni. Ini adalah genap satu dekade kota Vienna meraih predikat ini.
Dilansir dari World Economic Forum, penilaian dilakukan oleh firma konsultasi sumber daya manusia Mercer dalam laporan Quality of Living Report.
Baca Juga
Advertisement
Sejumlah faktor yang dinilai adalah: perumahan, lingkungan ekonomi, ketersediaan barang konsumsi, layanan publik dan transportasi, lingkungan alam, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan politik dan sosial.
Wina berhasil di posisi puncak berkat memiliki banyak area hijau, sarana transportasi publik yang murah dan efisien, serta tingkat kejahatan rendah. Setelah Wina, ada Zurich di Swiss sebagai runner-up. Faktanya, ada tiga negara Swiss yang masuk 10 besar: Zurich, Jenewa, dan Basel.
Hampir seluruh kota di 10 besar berasal dari Eropa, terkecuali Vancouver di Kanada dan Auckland di Selandia baru. Kota di Amerika Serikat (AS) juga tak ada yang menembus 10 besar, bahkan 30 besar.
Kota asal Asia yang berada di peringkat tertinggi adalah Singapura di nomor 25. Kota AS yang paling layak huni di daftar ini adalah San Fransisco di nomor 34.
Citra kota Wina sudah terkenal sejak zaman dahulu, beragam museum dan monumen bergaya baroque masih menjadi daya tarik besar negara ini. Kaum intelektual dan seni yang pernah hidup di kota ini di antaranya Sigmund Freud, Ludwig van Beethoven, Joseph Haydn, sampai Leon Trostsky.
Investasi Perusahaan Eropa Bantu Pertumbuhan Ekonomi RI
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menegaskan Indonesia masih merupakan negara tujuan investasi yang menarik bagi perusahaan-perusahaan Eropa pada 2019.
Sebagai catatan, ia mengatakan, Uni Eropa saat ini merupakan investor terbesar keempat di Indonesia. Dia menganggap, hubungan bilateral antara Uni Eropa dan Indonesia yang semakin kuat tentu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Kami menyambut baik investasi perusahaan Eropa di Indonesia yang juga mendukung industri nasional. Investor Eropa biasanya membawa serta teknologi mutakhir yang juga dapat diterapkan oleh industri lokal, hal ini sejalan dengan fokus pemerintah yang hendak menjadikan industri Indonesia 4.0," ujar dia dalam acara Indonesia Economic and Investment Outlook 2019 di Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Dalam kesempatan sama, Wakil Ketua Kamar Dagang Eropa di Indonesia (EuroCham), Corine Danielle Tap menyampaikan, Pemerintah lndonesia sudah dengan tepat menyadari perlunya peningkatan investasi oleh sektor swasta untuk pengembangan teknologi.
Advertisement
Investasi Uni Eropa
Hal itu disebutkannya akan meningkatkan daya saing dan efisiensi dari industri nasional, serta memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia dan masyarakat secara keseluruhan.
"Kami sepenuhnya mendukung upaya peningkatan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mendorong inovasi di sektor teknologi demi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar dia.
“Ini tentu saja dapat dicapai jika pelaku bisnis bekerja sama dengan pemerintah selaku pembuat kebijakan, untuk mendorong kebijakan yang inovatif guna mengembangkan perekonomian yang berkelanjutan," ia menambahkan.
Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa (EU) untuk Indonesia Vincent Guérend secara khusus menekankan, ada Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Uni Eropa Indonesia (I-EU CEPA) yang saat ini dalam tahap negosiasi dengan Pemerintah Indonesia menjanjikan beragam kesempatan bagi Indonesia dan Uni Eropa untuk dapat Iebih mendorong pembangunan ekonomi di Tanah Air.
"Perjanjian l-EU CEPA akan memberikan kerangka kerja yang Iebih kuat bagi perdagangan bilateral dan hubungan investasi, serta menciptakan akses pasar baru untuk UE dan Indonesia. Perjanjian ini akan membawa investasi modal dan transfer teknologi canggih serta pengetahuan yang penting bagi pengembangan keterampilan sumber daya manusia di Indonesia," tutur dia.