Liputan6.com, Jakarta - Badan Siber dan Sandi Negara mengatakan, sejauh ini situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih aman dari serangan hacker.
"Jadi kami sampaikan bahwa kondisi (website) KPU, selalu berkoordinasi dengan kami, adalah kondisinya siap untuk melakukan proses dari kegiatan Pemilu sampai 17 April nanti. Jadi fungsi kami mengawal dari luar dan menjaga," ucap Direktur Deteksi Ancaman Deputi I BSSN, Sulistyo di kantornya, Jakarta, Jumat (15/3/2019).
Advertisement
Sulistyo mengatakan, BSSN akan berupaya mencegah peretasan situs dan memberikan masukan-masukan kepada KPU.
"Kami tidak akan henti untuk terus memberikan masukan-masukan dan laporan dan cara antisipasi, dan direspon dengan cepat oleh teman-teman KPU," ungkap Sulistyo.
Sementara itu, di tempat yang sama, Sekretaris Utama BSSN, Syahrul Mubarak, menegaskan, jika mengacu pada laporan 2018, serangan siber mencapai 205 juta.
"Saya yakin itu tidak akan berhenti, apalagi situasi sekarang, pasti meningkat. Jadi kita tak bisa katakan tidak serangan. Kita menjaga," pungkasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Peretas dari Mana Saja
Sementara, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan, para peretas situs KPU bukan hanya berasal dari Rusia dan Tiongkok.
Dia menjelaskan, meskipun IP adress berasal dari dua negara tersebut, bukan berarti pelakunya berasal dari sana. Menurutnya, bisa saja itu dilakukan dari dalam negeri.
"Jadi IP adress-nya datang dari banyak tempat. Ada yang datang dari domestik. Ada yang datang dari internasional. Tapi orang di belakang pengguna IP adress itu kan bisa orang Indonesia, bisa orang luar, bisa dari mana-mana," ucap Arief di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Meski demikian, dia memastikan, tidak ada ancaman berarti terhadap serangan para peretas ini. Dirinya merasa yakin sejauh ini situs KPU masih aman, sehingga penyelenggaraan Pemilu bisa berjalan dengan baik.
"Enggak, masih aman-aman aja. Insyaallah aman," ungkap Arief.
Advertisement