Liputan6.com, Jakarta - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno angkat bicara soal pernyataan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Agum Gumelar yang menyebut Prabowo Subianto terlibat dalam pelanggaran HAM berat tahun 1998. Sandiaga menyarankan Agum menyerahkan bukti-bukti terkait.
"Tolong diserahkan bukti-bukti yang dimilikinya, supaya bisa diproses. Saya yakin Pak Prabowo juga sangat mendukung," kata Sandiaga di kawasan Bulungan, Jakarta, Jumat (15/3/2019).
Advertisement
Menurutnya, pemerintah sudah punya mekanisme untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat. Sandiaga juga heran kasus itu kerap muncul di tahun politik.
"Pelanggaran berat HAM sudah ada mekanismenya, diserahkan dan pemerintah sudah punya kesempatan 5 tahun, kenapa baru di ujung seperti itu," ucap Sandiaga.
Menurut dia, negara akan sulit mencapai masa depan bila terus berkutat di masa lalu tanpa ada penyelesaian secara tuntas. Dia berharap, pernyataan Agum merupakan pintu untuk pemerintah menyelesaikan pelanggaran HAM secara konkret.
"Kalau kita lihat (kaca) spion terus kita bisa bisa nggak dapat orientasi yang baik untuk masa depan. Jadi kita harap ini jadi pengingat kita dan apa yang diungkapkan oleh Pak Agum tersebut harapan kita adalah yang terakhir kali untuk disampaikan supaya dituntaskan karena kalau tidak sangat merupakan jadi cacat setiap proses lima tahun demokrasi," tutur Sandiaga.
Menurutnya, masyarakat bisa menilai sendiri maksud dan tujuan Agum mengungkapkan hal tersebut. Meski begitu, Sandiaga menganggap mantan Gubernur Lemhanas itu sudah seperti keluarga sendiri.
"Masyarakat sudah bisa menilai sendiri. Kalau misalnya Pak Agum kan bagian dari tokoh-tokoh yang sangat kita hormati, saya sangat menghormati senior kita Pak Agum dan itu sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri," tuturnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Penyelesaian Kasus HAM
Lebih lanjut, Sandiaga bersama Prabowo menawarkan terobosan untuk menyelesaikan kasus HAM masa lalu supaya tidak menjadi bahan setiap menjelang pemilu.
"Kita akan buat suatu mekanisme jika Prabowo-Sandi terpilih, agar isu masalah HAM berat masa lalu itu bisa terselesaikan. Kita move on dari isu tersebut. Dan mekanismenya sedang disusun seperti mirip truth and reconcilation console yang ada di Afrika selatan waktu itu, dan mereka berhasil move on dari masalah masalah masa lalunya," pungkasnya.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Advertisement