Liputan6.com, Christchurch - Insiden penembakan di Selandia Baru, di masjid kota Christchurch dan Linswood menewaskan 49 orang pada Jumat ini. Perdana Menteri Jacinda Ardern menggambarkan penembakan itu sebagai "salah satu hari paling kelam di Selandia Baru".
Empat orang terkait penembakan di masjid Selandia Baru telah ditahan, dan sejumlah bahan peledak improvisasi ditemukan di kendaraan pelaku dan telah dinonaktifkan.
Advertisement
Masjid Al Noor di Christchurch dan Linwood City Mosque tengah dipadati para jemaah untuk salat Jumat siang saat serangan penembakan terjadi. Itulah mengapa jumlah korban meningkat.
Mohammed Jama, mantan presiden Asosiasi Muslim Canterbury, mengatakan seorang pria dengan pistol memasuki Masjid Christchurch Jumat sekitar pukul 13.40 waktu setempat. Setelah itu, teror terjadi.
Seorang pria Palestina yang tak mau menyebutkan namanya mengatakan dia melihat seorang pria ditembak di kepalanya.
"Saya mendengar tiga tembakan cepat kemudian setelah sekitar 10 detik itu mulai lagi. Itu pasti otomatis. Tidak ada yang bisa menarik pelatuk secepat itu," katanya kepada AFP yang dikutip Kamis (15/3/2019).
"Lalu orang-orang mulai berlarian menyelamatkan diri. Beberapa di antaranya dalam kondisi berlumuran darah."
Saksi lain memberi tahu stuff.co.nz bahwa dia sedang salat di masjid Deans Ave ketika tiba-tiba mendengar suara tembakan. Ia melihat istrinya tewas di trotoar ketika dia melarikan diri.
"Istri saya sudah meninggal," katanya sambil meratap.
Seorang pria lain mengatakan dia melihat anak-anak ditembak. "Sejumlah jasad bergelimpangan di sekitarku," katanya.
Seorang saksi mata lainnya mengatakan kepada Radio New Zealand bahwa dia mendengar tembakan dan melihat empat orang tergeletak di tanah, dengan "darah di mana-mana".
Saksikan juga video terkait penembakan di Selandia Baru berikut ini:
Atlet Kriket Bangladesh jadi Saksi Penembakan di Selandia Baru
Saksi lainnya, tim kriket Bangladesh yang akan melaksanakan ibadah salat Jumat di Masjid Al Noor Kota Christchurch, Selandia Baru, juga berhasil melarikan diri dari penembakan di Selandia Baru, dan sampai dengan selamat di hotel mereka.
Mengutip laman The Guardian pada Jumat (15/3/2019), sebelumnya, mereka sempat mengungsi beberapa saat di ruang ganti Hagley Oval -sebuah lapangan kriket di Christchurch.
Tamim Iqbal Khan (29), salah satu atlet terbaik Bangladesh mengatakan melalui Twitter bahwa ia dan teman-temannya dapat melarikan diri dari lokasi kejadian. Ia menggambarkan pengalamannya sebagai "menakutkan".
"Seluruh tim telah selamat dari para penembak!!! Pengalaman yang menakutkan dan mohon doakan kami #christchurchMosqueAttack," tulisnya.
Seorang reporter media ESPN, Mohammad Isam, mengatakan bahwa para atlet itu baru saja sampai di masjid saat tiba-tiba mendengar tembakan.
"Mereka (atlet kriket Bangladesh) tengah berada di luar masjid, baru saja keluar dari bus dan akan masuk masjid saat mereka mendengar tembakan diikuti banyak orang yang berlarian, kemudian mereka melihat seseorang terluka di depan mereka," kata Isam.
"Melihat itu, mereka tidak jadi keluar dari bus. Sekitar 10 menit kemudian baru mereka lari keluar dan menuju Hagley Park dan ke Hagley Oval," lanjutnya menjelaskan kronologi.
Sementara itu, kapten tim Mushfiqur Rahim mengatakan mereka sangat beruntung bisa selamat dari tragedi.
"Alhamdulillah Allah menyelamatkan kami hari ini saat tragedi penembakan terjadi di masjid di Christchurch. Kami luar biasa beruntung. Tidak ingin melihat kejadian ini lagi. Mohon doa untuk kami," tulis Rahim melalui akun twitter pribadinya.
Tim kriket Bangladesh telah berada di Selandia Baru sejak bulan lalu. Mereka baru saja mengalami kekalahan dalam seri one-day international dengan skor 3-0 dan tiga seri pertandingan Test cricket.
Pascainsiden penyerangan masjid tersebut, tidak jelas diketahui apakah pertandingan final Test Cricket akan dilangsungkan sesuai jadwal yakni 9.00 waktu setempat atau diundur menjadi Sabtu pagi.
Advertisement