Liputan6.com, Jakarta - Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah milik calon presiden petahana, Joko Widodo kerap menjadi perbincangan. Sebab, banyak dari masyarakat yang masih belum memahami perbedaan antara KIP Kuliah dengan program Bidik Misi.
Menanggapi hal itu, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir menjelaskan, KIP Kuliah sama sekali berbeda dengan Bidik Misi.
Advertisement
"Kalau Bidik Misi kan (yang diberikan) uang hidup, biaya hidup. Tapi kalau untuk KIP, saya mengusulkan kalau SPP saya minta gratis," tutur Nasir di Kantor Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, Jum’at (15/3/2019).
Nasir menegaskan, penerima program Bidik Misi selama ini mendapatkan biaya hidup. Yaitu yang tadinya hanya 650 ribu sekarang sudah dinaikkan menjadi 700 ribu rupiah per bulan.
Sedangkan, KIP Kuliah diusulkan untuk memberikan biaya SPP dan buku kuliah gratis bagi penerima program tanpa adanya biaya hidup. Meski begitu, bila anggaran dirasa cukup, Nasir berharap biaya hidup juga dapat diberikan kepada penerima program KIP Kuliah.
"Saya memohon, kalau bisa diberikan uang buku lah minimal, kalau nggak bisa (biaya hidup) ya uang buku. Dan kalau bisa lebih besar dananya, ya uang hidup juga," jelas Nasir.
Usulkan ke Menteri Keuangan
Nasir mengaku, ia juga berencana mengajukan skema program KIP Kuliah kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
"Bagaimana KIP seperti Bidik Misi, nah nanti skema itulah kami ajukan kepada Menteri Keuangan tahun ini," tukasnya.
Ia menyatakan, bila dana sudah disetujui dan yang dianggarkan cukup untuk biaya buku dan hidup, nantinya pihak kampus juga harus ikut memberikan hal tersebut kepada penerima program.
"Kalau nanti bisa lebih ya bukan biaya buku saja, tapi biaya hidupnya juga dari kampus," tandas Nasir.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement