Jakarta Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, ingin pelaksanaan Liga 1 2019 berakhir sebelum pergantian tahun, meski baru dimulai antara 1 hingga 8 Mei 2019. Pemadatan jadwal akan menjadi satu opsi yang harus dilakukan agar musim ini berakhir sebelum libur Natal 2019.
PSSI dan manajemen interim PT Liga Indonesia Baru, melalui RUPS luar biasa PT LIB, telah menetapkan kick-off Liga 1 2019 berada di rentan waktu 1 hingga 8 Mei 2019. Namun, ada kekhawatiran dengan kick-off yang cukup terlambat itu, membuat kompetisi harus berakhir pada awal 2020.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan perhitungan kalender Liga 1 2018 yang dilakukan Bola.com, pelaksanaan kompetisi kasta tertinggi pada musim lalu itu menghabiskan total 39 pekan kalender, dengan adanya empat pekan istirahat saat Idul Fitri dan empat pekan istirahat lain ketika Asian Games 2018 berlangsung.
Dengan waktu bersih kompetisi berlangsung sekitar 31 pekan untuk menjalani total 34 pekan pertandingan kompetisi, jika dihitung antara 1 hingga 8 Mei kompetisi baru dimulai, akhir musim akan jatuh di pekan kedua Desember 2019. Artinya, jika ditambah dengan libur Idul Fitri yang memang sudah pasti akan diberikan, musim ini bisa tuntas antara akhir Desember 2019 hingga ke Januari 2020.
Namun, Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, menekankan kompetisi kasta tertinggi itu akan diantisipasi untuk tidak melewati pergantian tahun. Pendaftaran pemain untuk klub yang mengikuti kompetisi AFC 2020 menjadi pertimbangan utama.
"Kalau dipastikan tidak akan melewati pergantian tahun itu harus, karena akan ada pendaftaran untuk kompetisi AFC. Jadi, kompetisi harus selesai sebelum pergantian tahun, mau tidak mau dengan simulasi kompetisi sampai di pekan kedua Desember, ya saya akan mengatakan mungkin bisa sampai pada pekan keempat Desember," ujar Ratu Tisha dalam kunjungan ke redaksi Bola.com, Jumat (15/3/2019).
"Seperti tahun lalu, Liga 3 baru selesai 30 Desember. Kami berharap Liga 1 bisa selesai sebelum libur Natal. Pengalaman dari TSC 2016, waktu itu kick-off 29 April, bisa selesai pada pekan kedua Desember. Jadi, semoga dengan kick-off Liga 1 2019 itu antara 1 hingga 8 Mei, semua bisa selesai sebelum libur Natal," lanjut Ratu Tisha.
Awal Musim Liga 1 2019 Tak Bisa Diganggu Gugat, 2 Opsi Pemadatan Jadi Pertimbangan
Penghitungan 31 pekan kalender bersih untuk menggelar Liga 1 2018 membuat bulan Desember 2019 menjadi momen paling mungkin untuk mengakhiri Liga 1 2019. Apalagi untuk 2019, tak akan ada libur kompetisi seperti yang terjadi di 2018.
Namun, keputusan menggelar Liga 1 2019 mulai rentan waktu 1-8 Mei memang sudah tidak bisa diganggu gugat. Pertimbangan dengan melibatkan unsur lain, seperti kepolisian, menjadi hal yang mutlak membuat kompetisi memang harus digelar di antara rentan waktu tersebut.
"Secara logistik dan perizinan, 1 sampai 8 Mei itu adalah yang paling mungkin. Jadi, memang tidak ada pilihan lain selain kompetisi akan dipadatkan dan mungkin selesai sampai pekan keempat Desember. Kami akan lihat nanti bagaimana simulasinya," ujar Ratu Tisha.
Ia mengungkapkan dua opsi yang bisa diambil ketika pemadatan jadwal harus dilakukan agar kompetisi tak selesai sampai pergantian tahun. Libur kompetisi 2018 ketika Idul Fitri yang mencapai empat pekan menjadi satu hal yang mungkin akan sedikit berubah, selain tak ada jeda kompetisi di tengah musim.
"Kami harus bersepakat dengan klub untuk mengurangi libur saat Lebaran, mengingat tahun lalu cukup longgar ketika libur Lebaran. Mungkin bisa juga dengan tidak adanya jeda di tengah musim, seperti jika sebelumnya ada jeda sekitar satu pekan, mungkin sekarang tidak ada," ujar Ratu Tisha.
"Jadi, itu akan menjadi hal-hal yang perlu didiskusikan bersama klub oleh PT LIB. Kalau dari PSSI, tentu proposalnya Liga 1 2019 harus kick-off pada 1-8 Mei dan harus selesai pada akhir tahun dan jangan sampai melewati pergantian tahun," lanjutnya.
Advertisement