MU vs Barcelona, Duel yang Berpeluang Menghasilkan Juara Liga Champions

MU bertemu Barcelona di 8 besar Liga Champions musim ini.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 16 Mar 2019, 17:15 WIB
Duta besar Manchester United (MU) Andy Cole (kiri) berjabat tangan dengan perwakilan Barcelona Eric Abidal usai undian 8 besar Liga Champions di Nyon, Jumat (15/3/2019). (AFP/Fabrice Coffrini)

Liputan6.com, Jakarta - Undian 8 besar Liga Champions berlangsung di markas UEFA, Nyon, Jumat (15/3/2019). Muncul duel glamor yang mempertemukan Manchester United (MU) dengan Barcelona.

Selain itu, hadir derby Inggris antara Manchester City vs Tottenham Hotspur, dengan Juventus meladeni Ajax Amsterdam dan FC Porto bersua Liverpool.

Pertandingan MU kontra Barcelona pada perempat final Liga Champions musim ini layak dikedepankan. Manajer The Red Devils Ole Gunnar Solskjaer bahkan sangat antusias walau rekor menempatkan El Azulgrana sebagai favorit.

MU cuma sekali berjaya pada delapan pertemuan terakhir di kompetisi Eropa, dengan dua laga teranyar pada final (2009, 2011) berujung kekalahan.

"Kami ingin laga seperti ini, menghadapi klub terbesar. Kami menghadapi mereka pada final Liga Champions 2009 dan 2011, juga semifinal 2008 ketika (Paul) Scholes mencetak gol penentu. Kami tak sabar menghadapi mereka," katanya, dilansir situs resmi MU.


Menguji Kemampuan

Paul Scholes mencetak gol penentu kemenangan MU atas Barcelona pada semifinal 2008. (AFP/Lluis Gene)

Semangat Solskjaer sulit dimengerti mengingat status El Azulgrana. Mayoritas manajer akan lebih memilih lawan 'mudah' demi mempermudah perjuangan menuju gelar. Namun, kompetisi gugur seperti Liga Champions memiliki realita yang harus dihadapi setiap kontestan. Tim yang mau juara harus menyingkirkan siapa saja.

Solksjaer mengalami itu ketika masih membela The Red Devils. MU mesti menyisihkan Inter Milan dan Juventus dalam perjalanan mencapai final.

Laga menantang versus tim Italia tersebut kemudian menjadi bekal dan menambah kepercayaan diri saat meladeni Bayern Munchen di partai pamungkas. Kemampuan dan kualitas MU sudah teruji ketimbang Bayern Munchen, yang di atas kertas memiliki langkah mudah ke laga puncak. Tanpa bermaksud meremehkan, FC Hollywood ketika itu cuma menghadapi Kaiserslautern dan Dynamo Kiev.

The Red Devils akhirnya mengangkat Si Telinga Besar berkat kemenangan 2-1, salah satu gol dicetak Solskjaer.


Layak Juara

Konsensus menunjukkan tim yang memenangkan Liga Champions memang layak mendapatkannya karena menyisihkan lawan berat. Musim lalu, Real Madrid menyingkirkan Juventus dan Bayern Munchen menuju final. Sementara rival tersulit Liverpool cuma Manchester City. Los Blancos lalu menumbangkan The Reds di partai penutup.

Contoh-contoh lain bertebaran, salah satunya saat Barcelona terakhir kali mengangkat trofi. Mereka berturut-turut menumbangkan Manchester City, Paris Saint-Germain, dan Bayern Munchen untuk ke duel puncak. Sementara meski menaklukkan Real Madrid di 4 besar, finalis lain Juventus cuma bersua Borussia Dortmund dan AC Monaco pada putaran sebelumnya.

Barcelona, yang sudah ditempa lawan tangguh, akhirnya terlalu perkasa bagi La Vecchia Signora dan menang 3-1 di final. Berkaca pada itu, tidak berlebihan jika rasanya pemenang laga MU vs Barcelona akan menghadirkan juara Liga Champions musim ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya