Liputan6.com, Jakarta - Di era digital ini, banyak masyarakat mencari barang melalui internet, tak terkecuali rumah. Oleh karena itu, memasarkan properti secara online bisa dijadikan para pengembang opsi menarik untuk mendatangkan calon pembeli.
Managing Director Lamudi, Mart Polman, menyatakan bahwa setidaknya ada 4 faktor yang membuat penjualan properti melalui digital saat ini dinilai sangat menguntungkan.
"Pertama adalah tren penggunaan internet di Indonesia terus meningkat, yang kedua adalah menjual properti melalui digital dinilai lebih efektif, selanjutnya adalah kemudahan yang dirasakan oleh calon pembeli, dan yang terakhir adalah karena pemasangan iklan melalui digital lebih ekonomis,” jelas Mart dalam keterangan tertulis, Minggu (17/3/2019).
Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) sepanjang 2017 lalu jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta orang atau lebih dari separuh jumlah populasi rakyat Indonesia yang mencapai 220 juta jiwa.
Baca Juga
Advertisement
Hal ini membuat hampir seluruh masyarakat Indonesia kini sudah melek digital dan menjadi pengguna aktif informasi online.
Salah satu keindahan dari memanfaatkan feature yang ditawarkan oleh digital marketing adalah pengiklan dapat mengetahui dengan pasti dan real-time profil pengunjung atau konsumen yang berprospek.
Misalnya, pengiklan dapat mengetahui usia pengunjung, latar belakang, domisili, sampai profesi. Dari data yang diterima ini dapat dipergunakan dengan developer ataupun pengiklan untuk diolah kembali sehingga materi marketing selanjutnya dapat lebih terstruktur dan terarah.
Selain itu, platform digital juga memberikan berbagai kemudahan bagi calon pembeli. Selain lebih mudah dan dapat diakses dimanapun dan kapan saja, pembeli bisa mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan dengan praktis, tanpa harus membaca sebuah booklet atau format marketing tradisional lainnya.
Mart menambahkan, menjalankan strategi digital marketing bukanlah hal yang mudah, butuh ketekunan dan keinginan untuk selalu belajar menjadi lebih baik agar bisa menjaring calon pembeli yang tepat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tahun Politik Tak Hambat Bisnis Properti
Mengamati data Rumah.com Property Index dan data nasional, pasar properti nasional di tahun 2019 dipastikan akan lebih positif, melanjutkan tren yang telah terbentuk di sepanjang 2018.
Meski kepuasan terhadap upaya Pemerintah dalam menjaga harga hunian tetap terjangkau sedikit menurun, namun mayoritas merasa optimistis dengan iklim properti Indonesia saat ini. Kendati begitu, berbelitnya proses pengurusan KPR bisa menjadi penahan laju pasar properti nasional.
Kebijakan Pemerintah yang melonggarkan Loan To Value (LTV) atau uang muka membuka kesempatan bagi para pencari properti untuk membeli rumah dengan uang muka yang serendah-rendahnya.
Secara umum, pasar properti Indonesia di tahun ini tidak akan begitu terpengaruh dengan keadaan politik.
Pasar properti akan terus merangkak naik dan menuju pemulihan, sehingga ini merupakan kesempatan yang tepat untuk membeli properti. Baik untuk dihuni atau dipakai sendiri maupun sebagai sarana investasi.
Simak juga: Mau tahu kebutuhan konsumen properti saat ini? Temukan jawabannya dalam Riset Konsumen Properti di Rumah.com!
Senada, menurut pengembang PT Bakrie Swasakti Utama sebagai anak usaha Bakrieland Development Tbk (ELTY), situasi politik yang akan terus ramai hingga semester satu 2019 diyakini tak akan berdampak signifikan terhadap aktivitas penjualan.
“Sebab kami punya target pasar yang spesifik, sehingga kami tetap optimistis penjualan tiga proyek yang ada di kawasan Rasuna Epicentrum Kuningan, yakni The Masterpiece, The Empyreal serta Ocea Condotel, akan memenuhi target di tahun 2019,” kata Hermon Simanjuntak, Sales & Marketing Division Head PT Bakrie Swasakti Utama.
Ia melanjutkan, “Buktinya di Januari, empat unit apartemen telah terjual. Berbanding bulan yang sama tahun lalu, dimana hanya terjual 2 unit itu sudah bagus.”
The Masterpiece dan The Empyreal yang berada di megasuperblok terpadu Rasuna Epicentrum dibanderol dengan harga jual mulai Rp 3 miliaran. Terkini, unit di kedua apartemen hanya tersisa sekitar 5% dari total keseluruhan 463 unit.
Sementara Ocea Condotel ditawarkan mulai dari Rp 1 miliaran – Rp 2 miliaran. Kondotel ini mengusung konsep arsitektur modern, yang dibangun di atas lahan seluas 12.582 meter persegi dengan ketinggian 32 lantai dan berjumlah 324 unit.
“Ocea Condotel sangat ideal untuk ajang investasi, bisa digunakan investor sebagai penginapan pribadi namun dalam batas waktu tertentu. Pemiliknya bisa stay sampai 25 kali dalam satu tahun, mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku,” ujar Hermon.
Advertisement