Liputan6.com, Jakarta Kasus bayi 9 bulan yang memasukkan puntung rokok ke mulutnya sempat menjadi perbincangan publik. Walaupun hanya puntung rokok, bayi itu rupanya kecanduan. Ia akan menangis bila puntung rokok dilepaskan dari mulutnya.
Menurut Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Kesehatan dan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza) Sitti Hikmawatty, bayi usia 9 bulan termasuk contoh baby smoker (bayi merokok).
Baca Juga
Advertisement
Ini dipengaruhi si bayi memasuki fase babling. Fase saat bayi meniru dan penasaran terhadap segala hal. Pada tahap ini, bayi juga sering memasukkan benda apapun ke mulutnya.
"Bayi sedang tahap meniru. Segala macam dia lakukan, terlebih lagi bermain dengan air ludah, bergumam, dan seterusnya. Semuanya dia masukkan ke mulut. Mungkin dia merasakan puntung rokok sebagai sensasi baru," jelas Sitti kepada Health Liputan6.com di Hotel Aryaduta, Jakarta beberapa hari lalu, ditulis Senin, 18 Maret 2019.
Dari sekadar coba-coba memasukkan puntung rokok, kian lama menjadi kebiasaan. Bayi 9 bulan itu hampir melakukannya setiap hari. Kebiasaan berubah menjadi kecanduan.
"Awalnya, tidak terdeteski dan dicuekin sama orangtuanya. Yang penting anaknya enggak nangis dan enggak jerit-jerit. Begitu dia main-main, dimasukkin ke mulut puntung rokok. Lama-lama mulai addict (kecanduan). Dia mulai menangis ketika puntung rokok diambil langsung," lanjut Sitti.
Saksikan video menarik berikut ini:
Dianggap keren dan dewasa
Menilik kasus bayi 9 bulan, anak yang kecanduan rokok pada awalnya dari coba-coba. Setelah coba-coba yang membuat rokok terasa sensasi berbeda dan unik, anak bisa kecanduan rokok.
Mereka mencoba rokok yang akhirnya menjadi suatu kebiasaan. Apalagi didukung lingkungan yang terkesab merokok itu sesuatu yang keren.
"Sesuatu yang berarti juga disebut 'Kamu sudah dewasa.' Kalau anak-anak muda itu kan dia senang sekali dianggap sudah dewasa," Sitti menambahkan.
Selain itu, ada juga anak yang kecanduan merokok karena zat adiktif, seperti anak-anak yang dilahirkan dari ibu perokok yang cukup berat.
Advertisement