Liputan6.com, Jakarta Pembangunan Bandara Bukit Malintang di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara akan dilaksanakan pada tahun ini. Keberadaan bandara ini nantinya diharapkan mampu meningkatkan sektor pariwisata di wilayah tersebut.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan tersebut bisa dimulai karena bandara ini telah memenuhi persyaratan administratif dan teknis pembangunan bandara.
Baca Juga
Advertisement
Ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KP 1278 Tahun 2018 tentang penetapan lokasi Bandar Udara Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal juga telah menyerahkan sertifikat tanah kepada Kemenhub sehingga pembangunan bandara ini sudah bisa segera dimulai.
"Kalau saya lihat tanah sudah diserahkan, kami antusias untuk melaksanakannya dan Inshaa Allah akhir tahun 2021 selesai," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (17/3/2019).
Bandara yang terletak di Kecamatan Bukit Malintang, Kabupaten Mandailing Natal ini akan dibangun dengan panjang runway 1.600 meter dan terminal penumpang dengan kapasitas 500 ribu penumpang per tahunnya.
"Memang kita rencanakan untuk dapat didarati oleh pesawat ATR 72, sehingga panjang runway 1.600 meter, serta bangunan terminal nya kira-kira untuk kapasitas 500 ribu penumpang dalam setahun," kata dia.
Konektivitas
Budi menyatakan, dengan adanya Bandara Bukit Malintang akan memperluas konektivitas di wilayah NKRI. Selain itu, bandara ini juga diharapkan akan mendorong sektor pariwisata dan perekonomian di Kabupaten Mandailing Natal.
"Target dibangunnya bandara ini satu adalah mempersatukan NKRI dan tercipta konektifitas yang baik. Kemudian yang kedua adalah mendorong sektor pariwisata, karena turis pasti akan datang kesini dikarenakan banyak keindahan yang ada disini. Terakhir, agar ada peningkatan kapasitas ekonomi dari Kabupaten ini," ungkap dia.
Sementara itu, Bupati Mandailing Natal Dahlan Hasan Nasution mengungkapkan, bandara merupakan infrastruktur yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat, khususnya untuk calon jamaah haji.
Dengan adanya bandara ini, para calon jamaah haji tidak perlu menumpuh perjalan jauh ke Bandara Kualanamu.
"Kebutuhan lapangan terbang sangat mendesak, karena jamaah haji kita 14 jam baru sampai di Kualanamu dengan jalan darat, terkadang sampai 20 jam di mobil," tandas dia.
Advertisement