Bamsoet Pastikan Kemenper Manfaatkan APBN 2019 untuk Bantuan Sarana Agroindustri

Bantuan tersebut berupa 30 traktor roda dua, 10 cultivator, dan 20 pompa air. Adapun alat lainnya meliputi 5 power thresher, 5 corn sheller, dan 1 dryer UV.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mar 2019, 12:52 WIB
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo memberi sambutan saat peluncuran buku "14 Tahun Perjalanan KPK" di Gedung KPK, Jakarta (23/5). Buku tersebut berisi kumpulan foto yang direkam oleh jurnalis foto dan juga humas KPK. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet menyerahkan bantuan sarana pertanian kepada 13 kelompok tani di berbagai desa di Purbalingga, Jawa Tengah. Dia berharap, bantuan ini mampu meningkatkan angka produksi sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan warga.

"Saya berharap berbagai bantuan tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para kelompok tani. Sehingga bisa meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Purbalingga, yang pada gilirannya juga akan mendongkrak tingkat kesejahteraan masyarakat," ujarnya di Bobotsari, Purbalingga, Jumat (15/03/2019).

Bantuan tersebut berupa 30 traktor roda dua, 10 cultivator, dan 20 pompa air. Adapun alat lainnya meliputi 5 power thresher, 5 corn sheller, dan 1 dryer UV.

Politisi Partai Golkar itu mengatakan, DPR mendukung alokasi anggaran Kementerian Pertanian (Kemenper) untuk program bantuan sarana agroindustri. Tahun ini, anggaran Kemenper ditaksir mencapai Rp 21,68 triliun.

"Sebagai salah satu kementerian tang langsung berhubungan dengan rakyat, DPR RI selalu memastikan agar Kementerian Pertanian memanfaatkan anggaran dalam APBN 2019 untuk menggulirkan berbagai program bantuan kepada masyarakat. Penyerahan berbagai bantuam menjadi bukti nyata bahwa DPR RI dan pemerintah selalu hadir di tengah masyarakat," katanya menandasi.

Selain itu, kata Bamsoet, DPR dan pemerintah juga turut memerhatikan aspek pemasaran dan pengembangan industri hilir. Lantaran, harga jual produk pertanian dinilai rentan mengalami fluktuasi harga.

"Dengan memerhatikan unsur input dan output komoditas, diharapkan stabilitas harga pertanian dapat terjaga. Sehingga pada musim panen harganya tidak jeblok dan petani masih bisa mendapat keuntungan," pungkasnya.

 

(Liputan6.com/Rifqy Aufal Sutisna)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya