Cara Pertamina Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak Berkebutuhan Khusus

Selain belajar di kelas, anak-anak berkebutuhan khusus juga melakukan kegiatan aktivitas luar ruang seperti olahraga, berkebun, membersihkan halaman.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mar 2019, 16:01 WIB
Program Corporate Social Responsibility yang ditujukkan kepada masyarakat di Desa Tegal Luar Bandung.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah anak-anak berkebutuhan khusus (ABK), dengan tekun menanam bibit sayuran seperti tomat, terong dan cabe di Penanaman tanaman keras dilakukan di kebun halaman sekolah PKBM Hidayah, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

Sekolah yang dikelola warga secara mandiri ini, melakukan aktivitas sehari-hari dengan dukungan dari Pertamina Marketing Operation Region III, melalui program yang diberi nama Dreamable. 

Selain belajar di kelas, ada juga kegiatan aktivitas luar ruang seperti olahraga, berkebun, membersihkan halaman, dan bersih sampah di sepanjang sungai Citarum, yang dilakukan setiap satu minggu sekali. Selingan ini juga mendorong anak-anak berkebutuhan khusus agar belajar mengendalikan emosi serta menanamkan kemandirian.

Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR III, Dewi Sri Utami mengatakan program Dreamable ini merupakan program yang diinisiasi awal tahun 2018. Pertamina turut serta dalam pengembangan pendidikan berkelanjutan bagi anak – anak berkebutuhan khusus di sekitar wilayah operasi perusahaan dengan menggandeng PKBM Hidayah yang dikelola masyarakat setempat.

“Kegiatan berkebun sangat membantu dalam mengarahkan anak-anak tersebut melakukan aktivitas bermanfaat, menumbuhkan kemampuan dan meningkatkan kepercayaan diri bahwa anak-anak agar bisa bersosialisasi dengan orang lain dan masyarakat, mengenalkan lingkungan untuk membentuk keberanian sekaligus kemandirian pada anak berkebutuhan khusus agar mereka tidak selalu bergantung pada orang lain,” kata Dewi.

Program ini merupakan replikasi sekaligus pengembangan dari kegiatan Omaba (Ojek Makanan Sehat Balita) di Kecamatan Bojongsoang, di mana anak-anak di wilayah tersebut tidak hanya mengalami gizi buruk, namun juga berkebutuhan khusus.

 


Berawal dari Inisiatif Warga

Kegiatan Dreamable ini berawal dari inisiatif warga Desa Tegal Luar yang mendata anak berkebutuhan khusus di sekitarnya serta memfasilitasi sekolah non-formal dengan memanfaatkan rumah warga dengan menjadi guru relawan.

Kegiatan positif ini telah merangkul 34 anak berkebutuhan khusus di 6 desa yang berada di Kecamatan Bojongsoang.

 “Kami ingin mengedukasi juga bahwa dibalik keterbatasan, sebenarnya anak – anak ini punya potensi yang bisa dikembangkan. Kami juga telah berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk dapat memfasilitasi pengembangan potensi anak – anak, dengan melakukan serangkaian assessment untuk memantau pengembangan anak dan bantuan pendidikan lainnya seperti alat belajar dan pelatihan untuk pengembangan relawan pengajar disamping diberikan pula materi pengembangan potensi lainnya,” ujar Dewi.

Sementara itu, guru sekolah non-formal PKBM Hidayah, Yulianti, mengatakan dengan semangat membesarkan anaknya yang juga berkebutuhan khusus, sekolah non-formal yang didirikan ini diharapkan dapat memotivasi orang tua lainnya, serta membantu anaknya untuk bisa mengejar ketertinggalan pendidikan di usianya.

“Saya berangkat membangun sekolah non-formal ini karena saya yakin bahwa anak saya saja bisa sekarang dan mau belajar, pastinya anak – anak lain juga bisa. Selain bertujuan untuk mengembangkan potensi anak – anak ini, salah satunya adalah memotivasi orang tuanya agar bisa mendukung anaknya untuk terus tumbuh dan berkembang,” kata Yulianti.

Sinergi Pertamina dan masyarakat telah mengantarkan sekolah non formal Dreamable sebagai tempat alternative bagi anak berkebutuan khusus dalam mendapatkan fasilitas pendidikan yang terjangkau. Karena jumlah anak berkebutuhan khusus di lingkungan Kecamatan Bojongsoang sangat banyak, dan berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya