Liputan6.com, Jakarta - Prajurit Yonif RK 751/ VJS menyelamatkan bayi berumur 5 bulan dalam musibah banjir bandang di kampung Taruna, Jalan Sosial Taruna Sentani, Papua yang terjadi pada Sabtu, 16 Maret 2019.
Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) XVII/CenKolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan, penyelamatan dilakukan pada Minggu, 17 Maret 2019 pukul 08.00 WIT.
Advertisement
Anggota yang ditugaskan yakni Sersan satu (Sertu) Hanafi, Sertu Samsi, Prajurit dua (Prada) Yacob, Prada Yusril dan Prada Syahril.
"Saat melaksanakan penyisiran seorang prajurit TNI atas nama Prada Syahril menemukan bayi (umur 5 bulan) di kolong rumah masyarakat," kata Aidi dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.
Aidi menyebut, bayi korban banjir bandang itu ditemukan dalam posisi terjepit kayu runtuhan rumah penduduk.
Penyelamatan dilakukan dengan menggunakan dua gergaji untuk memotong kayu yang menjepit badan bayi.
Setelah penyelamatan, Prada Syahril langsung menggendong bayi itu untuk mendapatkan pertolongan di puskesmas terdekat.
"Di tengah jalan berpapasan dengan ambulance sehingga bayi berhasil dievakuasi ke Puskesmas Sentani," ucap Aidi.
Kendati begitu, Aidi menyebut belum mengetahui sosok orang tua bayi yang diselamatkan saat banjir itu.
Jalan raya Sentani-Kemiri, Kabupaten Jayapura, Papua, pada Sabtu 17 Maret 2019 malam dilaporkan putus akibat diterjang banjir karena hujan deras mengguyur daerah itu.
Komandan Lanud Silas Papare Jayapura Marsma TNI Tri Wibowo Budi Santoso membenarkan hal itu.
"Sekitar pukul 20.30 WIT, Sentani dan sekitarnya terjadi bencana alam banjir kiriman yang diperkirakan dari Gunung Syklop," katanya saat dihubungi tengah malam.
Banjir bandang membawa material tanah, batu bahkan kayu dalam bentuk gelondongan dalam jumlah banyak.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
61 Warga Meninggal
Korban akibat banjir bandang yang melanda berbagai kawasan di Kabupaten Jayapura terus meningkat dan saat ini tercatat 61 orang meninggal.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal mengatakan,, terus meningkatnya jumlah korban banjir merupakan upaya tim gabungan dari SAR, TNI dan Polri dibantu masyarakat yang masih terus melakukan pencaharian.
Dari laporan yang diterima, terungkap selain menyebabkan 61 orang meninggal tercatat 43 orang luka luka dan 69 orang dilaporkan hilang, Minggu (17/3/2019).
Korban yang menderita luka-luka saat ini dirawat di beberapa rumah sakit seperti RSUD Yowari, RS Dian Harapan dan RS Bhayangkara, dilansir Antara.
Warga yang dinyatakan hilang itu berasal dari Kampung Milinik 34 orang, BTN Gajah Mada 20 orang, komplek perumahan Inauli tujuh orang, Kampung Bambar empat orang, BTN Bintang Timur dua orang, Komba dan komplek sosial masing masing satu orang.
Banjir bandang juga menyebabkan sejumlah bangunan mengalami rusak berat yakni 350 rumah, tiga jembatan, delapan sekolah, dua gereja, satu mesjid, pasar, 104 ruko dan drainase.
Kamal mengatakan, akibat banjir bandang menyebabkan sekitar 1000 orang mengungsi ke berbagai lokasi yang dianggap aman."Tenda-tenda untuk pengungsi sudah didirikan di sejumlah wilayah yang dianggap aman," kata Kombes Kamal.
Advertisement