Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Presiden 01 Ma'ruf Amin menanggapi program Sedekah Susu yang dipaparkan oleh Cawapres 02, Sandiaga Uno untuk mengatasi stunting. Menurut Ma'ruf Amin, apa yang disampaikan oleh Sandi tentang pemberian protein seperti susu dan kacang hijau bisa dianggap salah oleh masyarakat.
Ma'ruf Amin berpendapat, apa yang disampaikan Sandi bisa diartikan bahwa pemberian asupan gizi harus dilakukan setelah anak tersebut telah lahir. Padahal, stunting merupakan masalah yang harus diselesaikan bahkan ketika bayi masih berada dalam kandungan.
Advertisement
"Isu sedekah putih itu ditangkap oleh banyak pihak, memberikan sedekah susu setelah anak itu disusukan oleh ibunya. Padahal, stunting itu seribu hari pertama, sejak ibu mulai hamil sampai menyusui anaknya," kata Ma'ruf menanggapi pernyataan Sandi di Jakarta, Minggu (17/3).
Ma'ruf mengatakan, sanitasi, air bersih, serta susu ibu selama dua tahun sangatlah penting dalam mengatasi stunting. Dia menyatakan bahwa dalam dunia kedokteran disebut kolostrum.
Ma'ruf Amin mengatakan, apabila air susu ibu diberikan setelah dua tahun, maka tidak ada gunanya untuk mencegah stunting. "Karena itu, menurut saya, istilah sedekah putih mengacaukan pemahaman masyarakat," pungkas pasangan capres Joko Widodo tersebut.
Sandiaga sendiri memberikan tanggapan dengan berkaca pada kasus sang istri. Di mana ASI-nya tidak mengalir lagi ketika putra bungsu-nya, Sulaiman, baru lahir.
"Kami ingin mengajak para kontributor, yang bisa menyediakan susu, para donatur, mengumpulkan uang untuk membantu agar gizi ibu dan anak bisa kita perhatikan dan masalah stunting bisa selesai," kata Sandi menambahkan.
Ma'ruf menanggapi, masalah stunting bukan hanya masalah kesehatan. Namun, juga sosial, sanitasi, dan juga gizi. Maka dari itu, dia mengatakan bahwa perlu ada bimbingan, bahkan sebelum hamil, tetapi juga sebelum pernikahan.