TKN: Penampilan Ma'ruf Amin Jawab Keraguan Publik

Menurut Hasto, penampilan Ma'ruf Amin dalam debat cawapres, terbukti menyatu dengan progam-program yang dijalankan oleh Jokowi - JK saat ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mar 2019, 06:37 WIB
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto saat menyampaikan keterangan di Jakarta, Rabu (18/7). Keterangan terkait daftar nama bacaleg yang diajukan PDIP ke KPU Pusat pada Selasa (17/7). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Hasto Kristiyanto memuji penampilan cawapres Ma’ruf Amin dalam debat cawapres di Hotel Sultan, Jakarta malam  ini.

Menurut Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Hasto Kristiyanto, penampilan Ma'ruf Amin dalam debat cawapres telah mengubah pandangan orang yang sebelumnya diragukan kemampuannya.

"Kiai Ma'ruf sangat berdisiplin. 4 menit visi misi penuh gagasan membumi, menjawab persoalan rakyat melalui Kartu Sembako Murah, KIP Kuliah dan Kartu Pra Kerja," ujar Hasto dalam keterangannya, Minggu (17/3/2019).

Lebih lanjut Hasto menjelaskan, visi dan misi yang dipaparkan Ma'ruf Amin dalam debat cawapres, terbukti menyatu dengan progam-program yang dijalankan oleh Jokowi - JK saat ini.

"Berbeda dengan Sandiaga Uno. Cawapres 02 lebih menampilkan gagasan pribadi dengan program usang yang telah gagal diterapkan di DKI Jakarta, yakni OK Oce," ungkap Hasto.

Hasto yang juga menjabat sebagai Sekjen PDIP ini mengingatkan kepada semua masyarakat, bahwa Indonesia tidak boleh memiliki Wakil Presiden yang visi-misinya tidak seirama dengan visi-misi Presiden.

"Konsistensi KH. Ma'ruf Amin yang menjabarkan program Jokowi, telah memberikan sentuhan Islami yang sangat pas ditampilkan. Semua pemimpin punya tugas menciptakan kemaslahatan bangsa dan melindungi umat, sementara Sandi lebih artificial yang dibungkus pakaian mahal," tegas Hasto.

 


Kritik BPJS

Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno mencium tangan cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin usai debat cawapres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3). Debat bertemakan pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Terkait ide Sandiaga yang menyampaikan program OK Oce untuk digunakan di Indonesia, Hasto menilai, program tersebut adalah program usang yang tidak mengalami perubahan signifikan.

Sedangkan kritikan Sandiaga kepada BPJS, Hasto menilai tidak ada solusi berarti dari Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.

"Data menunjukkan, dari target OK-OC sebanyak 40 ribu per tahun, yang mendaftar hanya 1000 atau 2.5% dan hanya 150 orang yang dapat modal. Ini adalah cerminan gagalnya program OK-OC yang ditawarkan Sandiaga," tutup Hasto.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya