Liputan6.com, Garut Kabupaten Garut memberikan respons positif penerapan konsep Tourism 4.0. Para stakehoder pariwisata di Swiss van Java siap mengaplikasikan formula tersebut. Kesiapan tersebut diperlihatkan setelah Garut mendapat Bimbingan Teknis (Bimtek) Strategi Pemasaran Pariwisata di Era 4.0, di Hotel Fave, Garut, Jawa Barat, Minggu (17/3/2019). Kegiatan ini diikuti 100 peserta berlatar belakang Akademisi, Business, Community, Government, dan Media.
Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, mengatakan bahwa stakeholder pariwisata Garut sangat responsif.
Advertisement
“Pariwisata Garut luar biasa. Stakeholder pariwisatanya sangat responsif kepada pembaruan. Ada banyak potensi yang bisa dikembangkan. Dukungan infrasruktur di Garut sangat bagus. Mereka juga sangat antusias dengan Bimtek ini,” ujarnya.
Dalam kegiatan itu, Ferdiansyah memberi materi ‘Mindset dan Motivasi Perspektif Berpikir Jauh ke Depan’. Pemateri lainnya adalah Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi I pada Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Hariyanto, yang menjelaskan ‘Strategi dan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Indonesia untuk Memenangkan Persaingan di Era Tourism 4.0’. Ada juga Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut, Budi Gan Gan Gumilar, yang membawakan materi ‘Strategi Promosi Pariwisata Kabupaten Garut di Era Revolusi Industri 4.0’.
“Semua berperan dalam pariwisata Garut. Potensi yang ada ini akan dikolaborasikan dengan teknologi. Dengan begitu, pariwisata Garut akan terus berkembang,” ucap Ferdiansyah.
Sementara itu, Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi I pada Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Hariyanto, mengatakan bahwa minat Garut ke Tourism 4.0 tersebut menyusul wilayah lain di Jawa Barat.
“Sama seperti wilayah lainnya di Jawa Barat, pariwisata Garut sudah mulai bergeser ke 4.0. Hasilnya tentu bisa dilihat dalam beberapa waktu ke depan. Sebab, Tourism 4.0 saat ini sudah menjadi kebutuhan. Kalau ingin maju, maka konsep ini harus diadopsi secara menyeluruh,” kata dia.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut, Budi Gan Gan Gumilar, mengaku siap menerapkan Tourism 4.0 untuk menarik wisatawan mancanegara (wisman).
“Bimtek telah menguatkan konsep pariwisata yang akan diterapkan Garut ke depannya. Saat ini semua telah memiliki kesamaan visi. Kami juga sudah bulat untuk menarik sebanyak mungkin wisman menuju Garut. Sebab, potensi besar dimiliki Garut. Atraksinya bagus, lalu infrastruktur pendungnya luar biasa,” ujarnya.
Garut memiliki destinasi Situ Bangendit, Situ Cangkuang, dan Pemandian Air Panas Darajat. Juga pantai Sayangheulang, Rancabuaya, dan Karang Paranje. Dengan beragam potensinya, Garut berhasik menarik kunjungan 676.841 wisatawan di 2016, dengan rincian 4.983 wisman dan 671.858 wisatawan nusantara (wisnus).
“Langkah terbaik suidah dilakukan Garut. Untuk menerapkan Tourism 4.0 dimulai dengan soft aspect. Artinya, sumber daya manusianya dahulu yang dikuatkan. Untuk upgrade dari hard aspect-nya bisa dilakuka secara bertahap. Dengan sinergi antar sektor yang solid di Garut, format Tourism 4.0 bisa lebih cepat diwujudkan,” ucap Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
Dalam Tourism 4.0, konsep yang diadopsi berupa Smart Destination dengan teknologi digital. Penerapannya berupa big data, open data, mobile apps, free WiFi, geolocation systems, QR code, dan videomapping/holography techniques. Menariknya, destinasi yang mengekplorasi konsep ini akan tumbuh dengan cepat.
“Destinasi yang menerapkan perinsip Tourism 4.0 biasanya akan tumbuh cepat. Dampaknya terhadap perekonomian tentu sangat bagus. Akselerasinya otomatis menjadi lebih cepat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya negara yang mengadopsi konsep ini,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Rizki Handayani.
Menurutnya, sudah banyak negara yang serius mengembangkan konsep Tourism 4.0. Contohnya, Spanyol yang sangat serius berinovasi. Mereka menempatkan teknologi 4.0 sebagai competitive advantages. Sudah ada 11 kota yang menerapkan konsep ini untuk menunjang mobilitas wisatawan. Hasilnya, pariwisata memberikan GDP sebesar 15 persen dengan serapan tenaga kerja juga 15 persen.
Penerapan Tourism 4.0 juga selaras dengan market yang tersedia. Mengacu pada data BPS 2016, 50 persen inbound traveller berasal dari kaum milenial. Data dari Deloitte Consulting Southeast Asia 2019 juga menunjukkan bahwa aktivitas global tour dan booking 40 persen dilakukan secara online. Rinciannya, 27 persen wisman mengandalkan smartphone dan 21 persen dari tablet.
Selain diskusi, Bimtek juga menampilkan pentas seni dan budaya Sanggar Sabilulungan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sanggar ABK binaan Ferdiansyah ini menampilkan tiga kesenian khas Sunda. Ada pencak silat dari anak-anak tuna rungu, Tari Jaipong Senggot yang dibawakan anak autis, dan Mini Orkestra Angklung oleh semua anggota sanggar.
(*)