Liputan6.com, Jakarta Program olahraga 22 menit per hari yang dikemukakan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Uno saat Debat Cawapres pada Minggu malam, 17 Maret 2019, menjadi salah satu perbincangan hangat.
Sandiaga berharap masyarakat Indonesia bisa sehat dengan adanya program ini.
"Saya sendiri sudah menjalankan olahraga selama 22 menit tiap hari. Sangat bagus efeknya dan membuat badan sehat. Tentunya, ini (kalau badan sehat) akan mengurangi biaya kesehatan," kata Sandiaga Uno saat berhadapan dengan cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin.
Baca Juga
Advertisement
Dokter spesialis kedokteran olahraga Michael Triangto menanggapi tentang durasi waktu 22 menit per hari ala Sandiaga Uno.
"Olahraga 22 menit per hari itu angka (22 menit) rujukannya berdasarkan apa? Kalau dari kami sendiri dan juga berdasarkan anjuran WHO, durasi seseorang untuk beraktivitas fisik dengan intensitas sedang itu 150 menit selama lima hari," papar Michael saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Senin, 18 Maret 2019.
Artinya, durasi waktu 150 menit dibagi lima hari dalam seminggu. Maka, sehari seseorang membutuhkan waktu 30 menit untuk beraktivitas fisik.
Kalau yang disampaikan Sandiaga Uno artinya seseorang berolahraga sebanyak 154 menit dalam seminggu (22 menit dikali tujuh hari).
"Nah, tapi kan tubuh perlu istirahat dan recovery (pemulihan). Mungkin angka 22 menit yang dipakai itu untuk mempermudah masyarakat mengingat, yakni urutan paslon nomor 02," tutup Michael.
Saksikan video menarik berikut ini:
Anjuran WHO
Aktivitas fisik yang dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga berlaku untuk siapa saja. Penyesuaian olahraga pun tergantung setiap individu.
Dari laman WHO, Anda bisa melakukan olahraga dengan total 150 menit per minggu. Konsep ini bisa dimulai dengan setidaknya berolahraga 10 menit. Kemudian durasi waktu olahraga makin bertambah.
Misal, Anda bisa berolahraga selama 30 menit setiap 5 kali per minggu. Artinya, sehari bisa menghabiskan minimal 30 menit untuk olahraga.
Manfaat olahraga yang Anda rasakan di antaranya terhindar dari penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke, dan diabetes melitus tipe 2. Anda juga cenderung memiliki risiko patah tulang pinggul atau tulang belakang lebih rendah.
Advertisement
Tubuh tetap bergerak
Dalam sebuah kesempatan, dokter yang pernah menangani timnas sepakbola wanita Asian Games 2018, Grace Joselini, pernah mengatakan bahwa tidak ada durasi pasti lamanya berolahraga.
Menurut Grace, yang terpenting adalah orang mau berolahraga ketimbang malas buat bergerak.
"Minimal 30 menit sampai 60 menit sehari. Sempatkan waktu (buat olahraga). Kalau bisanya pagi ya pagi. Kalau bisa sore, lakukanlah sore," kata Grace saat ditemui di Jakarta, ditulis Selasa, 18 Maret 2019.
Pilihan olahraga pun tergantung masing-masing individu. Anda bisa memilih olahraga yang murah meriah dan mudah dilakoni, misal lari.
Lari bisa jadi pilihan tepat mencegah obesitas dan meningkatkan kekebalan tubuh. Lari juga membuat tubuh fit.
Yang pasti lari harus dilakukan secara rutin dan dilakukan 3-5 kali per minggu. "Manfaat yang dirasakan besar dibandingkan lari seminggu sekali," lanjut Grace.