Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan bahwa pasar modal syariah Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Menurut data World Bank, total penduduk Indonesia berjumlah 264 juta orang. Angka ini lebih besar dari jumlah penduduk di 8 negara yang memiliki aset kuangan syariah terbesar di dunia.
Dari 264 juta orang, 87 persen penduduknya merupakan muslim dan 64 persennya merupakan kelompok produktif. Hal ini lah yang membuat potensi pasar modal syariah di Indonesia begitu besar.
Ini dapat dibuktikan dari aset keuangan syariah Indonesia di pasar global berada di peringkat ke 7 mencapai USD 81 miliar pada 2017, mengalahkan Turki yang mencapai USD 49,5 miliar.
Baca Juga
Advertisement
“Indonesia peringkat ke 7 aset keuangan syariah di dunia 2017. Karna masih kecil maka ruang tumbuhnya begitu besar,” jelas Iwan Abdalloh, Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia, Senin (18/3/2019).
Adapun negara lain yang memiliki aset keuangan syariah tertinggi didunia pada 2017, Iran menduduki peringkat pertama dengan jumlah aset mencapai USD 545 miliar. Sedangkan posisi kedua ditempati oleh Saudi Arabia mencapai USD 472 miliar.
Sementara Malaysia menduduki peringkat ke tiga dengan jumlah aset USD 405 miliar. Posisi ke empat oleh Uni Emirat Arab mencapai USD 203 miliar. Dan posisi selanjutnya yaitu, Kuwait dengan USD 120 miliar, dan Bahrain mencapai USD 99 miliar.
Irwan menambahakan tingginya potensi pasar modal syariah di Indonesia juga didukung oleh milesstones lainnya. “Milestones ini udah ada dari lama kok, sudah ada sejak 1997,” ujarnya.
Adapun milestones yang menunjang pasar modal syariah yaitu, Reksa Dana Syariah yang ada sejak 1997, Indeks Saham Syariah sejak 2000, Sukuk pada 2002, Regulasi Pasar Modal Syariah sejak 2006, dan terakhir yaitu ETF Syariah yang ada sejak 2013.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
KSEI: 60 Persen Saham di BEI Sudah Syariah
Sebelumnya, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) memandang potensi investasi saham syariah pada 2019 masih cukup cemerlang.
Hal ini seiring dengan mulai banyaknya masyarakat mengenal model investasi ini. Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Friderica Widyasari Dewi melihat, pasar saham syariah saat ini juga terus berkembang pesat. Terbukti sudah ada 60 persen saham bersifat syariah.
"Sekarang itu 60 persen saham sudah syariah dari kapitalisasi pasar Rp 7.000 triliun. Selain itu sistem online tradingnya juga sudah ada 13 SOTS syariah," tegas Friderica di Gedung BEI, Sabtu (9/2/2019).
BACA JUGA
Dari data yang ia peroleh, saat ini ada dua kategori investor syariah. Pertama, investor yang mulai dari broker, rekening hingga saham yang ditransaksikan syariah. Kedua, investor konvensional yang hanya berinvestasi di saham syariah.
Pada 2019, Friderica melihat potensi pertumbuhan pasar syariah ini sangatlah besar. Salah satu faktornya adalah mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Selain itu, Frederica juga mengungkapkan banyak keunggulan yang dimiliki dalam investasi saham syariah.
"Investasi syariah ini tidak cuma digemari muslim, tapi yang non muslim juga. Karena saham syariah lebih pruden, tidak ada bank konvensional jadi kalau ada gejolak yang rentan bisa diminimalisir. Perkembangan Jakarta Islamic Indeks saja biasanya lebih bagus dari LQ45," pungkas dia.
Advertisement