Ingin Jadi Robot, Pria Ini Nekat Tanamkan Antena di Kepalanya

Pria asal Inggris tersebut ternyata telah mengimplankan antena di dalam kepalanya sejak 2004.

oleh Jeko I. R. diperbarui 19 Mar 2019, 06:30 WIB
Neil Harbisson, manusia setengah robot pertama di dunia. (Foto: TED.com)

Liputan6.com, Jakarta - Teori soal robot yang akan semakin banyak bermunculan di masa depan, sepertinya memang akan benar-benar terjadi.

Hal tersebut dibuktikan dengan kemunculan manusia setengah robot belum lama ini menyita perhatian publik.

Adalah Neil Harbisson, manusia pertama di dunia yang telah mengimplankan komponen ke dalam tubuhnya. Komponen yang dimaksud adalah antena yang ia implan di atas kepalanya.

Pria asal Inggris ini bahkan mengklaim dirinya sebagai 'Cyborg' alias manusia setengah robot.

Cyborg sendiri merupakan singkatan dari "Cybernetic Organism", di mana seorang manusia memiliki bagian tubuh organik dan biomekatronik.

"Antena ini bukan sembarangan. Saya memiliknya, ini adalah bagian organ dari tubuh saya," kata Harbisson seperti dikutip Daily Star, Senin (18/3/2019).

Yang cukup mengejutkan, Harbisson mengungkap antena ini telah diimplan ke dalam kepalanya sejak 2004.

Foto dok. Liputan6.com

Ia mengaku, sensor yang menggantung di antena tersebut bisa menerjemahkan gelombang cahaya menjadi getaran yang bisa dipelajari untuk memecahkan kode.

"Antena ini membantu saya untuk mempelajari realitas di luar spektrum visual. Dengan begitu, saya juga bisa merasakan sinar inframerah dan ultraviolet. Saya juga punya koneksi internet di kepala saya. Jadi, saya bisa saja langsung terhubung ke satelit untuk bisa berkirim data dari atau ke luar angkasa," jelasnya.


Manusia Setengah Robot di Bumi

Cyborg dalam Justice League. (Warner Bros / Twitter)

Harbisson yang ternyata juga merupakan pendiri komunitas Cyborg Society and Transpecies Society ini yakin, ke depannya semakin banyak manusia setengah robot yang akan diciptakan di Bumi.

"Di masa depan, bukan tidak mungkin akan lebih banyak manusia dengan bagian robotik yang tertanam di dalam tubuhnya. Pemerintah harus bersiap dengan perubahan ini," jelas Harbisson.


Robot dengan Kewarganegaraan Pertama

Sophia, robot berkewarganegaraan Arab Saudi, berinteraksi pada pameran inovasi di Kathmandu, Nepal, Rabu (21/3). Robot humanoid, dapat menggunakan alat dan ruang yang sama, serta interaksi dengan cara yang sama seperti manusia. (AP/Niranjan Shrestha)

Masih berkaitan dengan robot, pada akhir 2017 dunia juga sempat dibuat gempar oleh robot dengan kewarganegaraan pertama di dunia.

Arab Saudi menjadi negara pertama di dunia yang memberikan kewarganegaraan pada sebuah robot bernama Sophia tersebut. Robot ini dibesut oleh Hanson Robotics.

Sebagaimana dikutip Business Insider, Jumat (27/10/2017), pemberian kewarganegaraan kepada Sophia dilakukan di ajang Future Investment Initiative, di Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi. Sayangnya, tidak dijelaskan lebih rinci kewarganegaraan seperti apa yang diberikan pada robot wanita tersebut.

"Saya sangat tersanjung dan bangga dengan perbedaan unik ini. Ini merupakan robot pertama di dunia yang memiliki kewarganegaraan," kata Sophia saat berbicara di depan panel.

Dalam kesempatan tersebut, Sophia juga melakukan semacam wawancara dengan jurnalis Andrew Ross Sorkin. Salah satu pertanyaan menyebutkan tentang kekhawatiran atas eksistensi robot yang akan menggantikan peran manusia.

"Kami berupaya mencegah masa depan yang buruk," kata Sorkin. Sophia pun menjawab, "Kamu terlalu banyak membaca (mengenai) Elon Musk dan kebanyakan menonton film Hollywood."

"Jangan khawatir, kalau kamu baik padaku, aku akan bersikap baik padamu. Coba perlakukan aku dengan cerdas," kata Sophia menambahkan jawabannya.

Kepada Sorkin, Sophia juga mengatakan, dia ingin menggunakan kecerdasan buatannya untuk membantu manusia menjalani hidup yang lebih baik.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Beriikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya