Pembunuh Sopir Angkot di Tangerang Buron 5 Tahun Setelah Mengaku Tewas

Buat skenario kematian karena ditabrak truk, pembunuh sopir angkot berhasil kelabui petugas kepolisian dan bersembunyi selama lima tahun. Bahkan, dalam pelarian, pelaku Rifki (22), sempat menikahi gadis pujaannya.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 18 Mar 2019, 20:41 WIB
Buat skenario kematian karena ditabrak truk, pembunuh sopir angkot berhasil kelabui petugas kepolisian dan bersembunyi selama lima tahun. Bahkan, dalam pelarian, pelaku Rifki (22), sempat menikahi gadis pujaannya.

Liputan6.com, Tangerang - Pembunuh sopir angkot berhasil mengelabui petugas kepolisian dengan membuat skenario telah meninggal dunia karena ditabrak truk dan bersembunyi selama lima tahun. Bahkan, dalam pelarian, pelaku Rifki (22), sempat menikahi gadis pujaannya.

Pria asal Lampung itu membuat skenario tersusun rapih dan melibatkan keluarga besarnya. Makanya, saat petugas mendatangi rumah keluarga besar pelaku di Tulang Bawang, Lampung, keluarga pelaku sudah menyiapkan bukti-bukti palsu bila Rifki tewas tertabrak truk.

"Petugas diperlihatkan foto-foto orang yang mirip dengan pelaku, sudah dalam keadaan tewas karena tertabrak," ujar Kapolsek Tangerang, Kompol Ewo Samono, Senin (18/3/2019). 

Saat itu, polisi mencari tahu lagi jejak keberadaan pelaku. Memang di daerah Lampung, perumahan warganya berjauhan. Jadi saat petugas mencari tahu ke tetangga terdekat keluarga pelaku, didapatilah titik terang. 

"Nanya ke tetangga, katanya tidak ada yang meninggal, bendera kuning atau iring-iringan kematian. Itu yang meninggal adalah kawan pelaku yang rumahnya jauh," kata Ewo.

Lalu, polisi melanjutkan pencarian ke daerah lain. Dan ternyata, pelaku sempat lari ke bagian Lampung lain, kemudian ke Bangka Belitung, barulah saat kembali ke rumahnya di Tulang Bawang, Lampung, pelaku langsung diamankan. 

Total lima tahun pelaku melarikan diri ke berbagai wilayah. "Sampai sempat menikah, dan istrinya tengah mengandung 5 bulan," kata Ewo.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Menganiaya Berujung Kematian

Pada 2014, saat Rifki berusia 17 tahun, ia sempat terlibat cekcok dengan seorang sopir angkot bernama Febi Hermanto (18). Saat itu, Rifki yang juga sopir tembak angkot jurusan Cikokol-Ciledug, bersitegang lantaran berebut penumpang di tengah jalan. 

Saat kejadian, keduanya sempat dilerai dan didamaikan sopir angkot lain. Bukannya damai, Rifki masih menaruh dendam yang kemudian pada malam harinya mendatangi korban saat mangkal di Pom Bensin Jalan Sudirman, Cikokol, Kota Tangerang. 

"Sempat adu mulut lagi, korban sempat memukul pelaku dengan tangan kosong. Namun dibalas tusukan oleh pelaku di dada sebelah kiri," jelas Ewo.

Korban pun tewas di tempat kejadian, sementara pelaku langsung melarikan diri. Yang awalnya ke rumah keluarga besarnya di Lampung, kemudian ke Belitung, kembali lagi ke Lampung dan ikut kakaknya berjualan. 

Kepada petugas, Rifki mengaku selalu dihantui almarhum Febi dalam mimpinya. "Sering mimpi didatangi, dicekek sampai saya susah nafas," akunya.

Kini, Rifki sudah mendekam di balik jeruji besi Polsek Tangerang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia disangkakan penganiayaan yang berujung pada kematian, dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya