Liputan6.com, New York - Harga minyak naik mendekati level tertinggi empat bulan pada hari Senin (Selasa pagi WIB), didukung oleh prospek perpanjangan pemangkasan pasokan minyak yang dipimpin Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan tanda-tanda penurunan persediaan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS).
Dilansir Reuters, Selasa (19/3/2019), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup pada USD 67,54 per barel, naik USD 38 sen atau 0,6 persen. Harga patokan minyak internasional ini berada dekat puncak 2019 di level USD 68,14 yang dicapai pada hari Kamis.
Baca Juga
Advertisement
Harga minyak mentah antara West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir di USD 59,09 per barel, menambahkan USD 57 sen, atau 1 persen, setelah mencapai tertinggi empat bulan pada USD 59,23 per barel.
OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC +, bertemu di Azerbaijan pada akhir pekan ini untuk memantau pakta pengurangan pasokan minyak mentah mereka. OPEC juga membatalkan pertemuan pada April, yang berarti grup produsen minyak tidak akan bertemu lagi sampai Juni.
Arab Saudi pada hari Minggu mengisyaratkan produsen mungkin perlu memperpanjang pemangkasan 1,2 juta barel per hari sejak Juni lalu hingga paruh kedua 2019. Kerajaan Arab Saudi secara umum telah memotong lebih dramatis daripada beberapa negara lain, sementara Rusia, anggota non-OPEC terbesar dalam pakta tersebut, kurang tertarik untuk melanjutkan pengurangan produksi.
Ekspor dari produsen terbesar OPEC turun menjadi 7,3 juta barel per hari di Januari dari 7,7 juta barel per hari pada Desember, data resmi menunjukkan.
Stok AS Turun
Tanda-tanda penurunan tingkat persediaan minyak mentah di pusat penyimpanan AS di Cushing, Oklahoma juga mendukung harga minyak berjangka, kata para pelaku pasar.
Stok minyak mentah di Cushing, titik pengiriman untuk WTI, turun 1,08 juta barel dalam seminggu hingga Jumat, kata para pedagang, mengutip data dari perusahaan intelijen pasar Genscape.
Secara keseluruhan, persediaan minyak mentah AS diperkirakan telah turun minggu lalu, penurunan mingguan kedua berturut-turut, sebuah jajak pendapat pendahuluan menunjukkan.
Produksi minyak AS dari tujuh formasi serpih utama diperkirakan akan mencapai rekor 8,6 juta barel per hari pada April, naik 85.000 barel per hari, yang akan menjadi kenaikan bulanan terkecil sejak Mei 2018, perkiraan pemerintah.
Advertisement