Seorang guru tunanetra, Damkerng Mungthanya tersenyum ketika para siswa menyanyikan lagu untuknya di sekolah Satri Si Suriyothai di Bangkok, 15 Februari 2019. Damkerng merupakan guru Bahasa Inggris di Sekolah Menengah. (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Seorang guru tunanetra, Damkerng Mungthanya menaiki skytrain di Bangkok, Thailand, 12 Februari 2019. Damkerng setiap hari berdesak-desakan di comuter untuk mencapai tempat kerjanya. (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Seorang guru tunanetra, Damkerng Mungthanya menaiki skytrain di Bangkok, Thailand, 15 Februari 2019. Setiap paginya, Damkerng bepergian dengan kereta menuju ke sekolah tempatnya mengajar bahasa Inggris. (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Guru tunanetra, Damkerng Mungthanya menerima bantuan dari seorang satpam di stasiun skytrain di Bangkok, 14 Februari 2019. Damkerng setiap hari berdesak-desakan di comuter untuk mencapai tempat kerjanya. (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Seorang guru tunanetra, Damkerng Mungthanya berjalan menuju apartemennya di Bangkok, 12 Februari 2019. Setiap harinya, Damkerng bangun dan bepergian dengan kereta komuter dari pinggiran kota untuk menuju pusat Kota Bangkok. (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Seorang guru tunanetra, Damkerng Mungthanya berjalan bersama para siswanya di sekolah Satri Si Suriyothai di Bangkok, 15 Februari 2019. Damkerng merupakan guru Bahasa Inggris di Sekolah Menengah. (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Seorang guru tunanetra, Damkerng Mungthanya mengajar bahas inggris di sekolah Satri Si Suriyothai, Bangkok, 15 Februari 2019. Damkerng merupakan lulusan salah satu kampus bergengsi di Thailand, Universitas Chulalongkorn. (REUTERS/Athit Perawongmetha)