Liputan6.com, Jakarta Moda Transportasi Umum LRT Jakarta dipastikan siap beroperasi pada akhir Maret 2019 seiring konstruksi fisik kereta ringan ini yang telah mencapai 100 persen.
Sebelum secara resmi beroperasi, warga pun diberi kesempatan untuk menjajal langsung LRT Jakarta. Antusiasme warga pun terlihat saat memperoleh kesempatan mencoba fasilitas transportasi tersebut.
Advertisement
Heni (40) mengaku telah menjajal LRT Jakarta dua kali dan menikmati betul perjalanan menggunakan transportasi massal baru dengan rute stasiun Kelapa Gading-Velodrom ini.
Salah satu aspek yang membuatnya senang adalah LRT Jakarta yang bersih dan nyaman.
"Senang banget, karena bagus, bersih, enggak kotor. Orangnya ramah-ramah. Kita bangga sekarang sudah ada di LRT di Jakarta, sudah seperti negara-negara maju. Semoga bisa di-maintain ke depan, keamanan dan kebersihannya," ujar dia kepada Liputan6.com, Senin malam (18/3/2019).
"Oh iya, saya ini sudah dua kali mencoba dengan anak saya ini," dia menambahkan.
Adapula Andre (17) yang ikut mencoba LRT pertama di Indonesia ini. Menurut dia, kehadiran LRT Jakarta memudahkan perjalanan mereka, karena ke depannya juga akan terintegrasi dengan moda transportasi umum lain, seperti TransJakarta dan MRT Jakarta.
"Senang sekali, soalnya kan sudah lama juga ya ini enggak jadi-jadi. Pertama kali coba experienced-nya bagus, bersih juga. Moga terjaga terus kaya gini," ungkap dia.
Pemprov DKI Usulkan Tarif MRT Rp 10 Ribu dan LRT Rp 6.000
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengusulkan kepada DPRD DKI tarif sebesar Rp 10.000 untuk moda raya terpadu (MRT) Jakarta, rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Sementara untuk light rail transit (LRT) rute Kelapa Gading-Velodrome, Pemprov DKI mengusulkan tarif Rp 6.000.
"Usulan Pemprov melalui suratnya Pak Gubernur, untuk MRT tarifnya sebesar Rp 10.000 dan LRT sebesar Rp 6.000, rata-rata," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Perekonomian DKI Jakarta, M Abas, dalam rapat bersama Komisi C Bidang Keuangan DPRD DKI Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Abas menjelaskan, tarif keekonomian untuk MRT Jakarta sebenarnya Rp 31.659 per penumpang, sementara tarif keekonomian untuk LRT Jakarta, yakni Rp 41.655. Oleh karena itu, Pemprov DKI menggelontorkan subsidi dari APBD agar tarif dapat diturunkan.
Abas menyebut jumlah subsidi untuk MRT Jakarta yakni Rp 21.659 per penumpang. Sementara subsidi per penumpang untuk LRT Jakarta yakni Rp 35.655.
Sementara estimasi jumlah penumpang pada 2019 untuk MRT Jakarta adalag 65.000 per hari, dan untuk LRT Jakarta yakni 14.255 penumpang per hari. Dengan demikian, jumlah subsidi yang dibutuhkan yakni Rp 572 miliar untuk MRT dan Rp 327 miliar untuk LRT.
Advertisement