Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VIII Maluku-Papua memastikan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Elpiji di Sentani dan Jayapura normal.
Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua Pertamina Brasto Galih Nugroho mengatakan, seluruh fasilitas pemasaran Pertamina di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura dalam kondisi aman pasca terjadi bencana banjir bandang pada Sabtu 16 Maret 2019 malam.
Dia menyebutkan, ada satu fasilitas pemasaran Pertamina di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura, yaitu Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Sentani. Fasilitas tersebut dalam kondisi aman dan beroperasi secara normal.
Baca Juga
Advertisement
"Pasca bencana banjir bandang, DPPU Sentani terpantau dapat menjalankan aktivitas penerimaan, penimbunan, dan penyaluran bahan bakar pesawat Avtur secara normal dan aktivitas tidak terganggu," kata Brasto, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (19/3/2019).
Selain itu juga ada dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) reguler dan satu gudang Elpiji di Sentani, Kabupaten Jayapura, yaitu SPBU 84.993.01 di Jalan Kemiri Sentani dan SPBU 84.993.02 di Jalan Raya Hawai Sentani.
Kedua SPBU tersebut juga menyediakan Elpiji, dilaporkan tetap beroperasi dan tidak ada kerusakan, dengan begitu penyaluran BBM Dan Elpiji berjalan normal pasca banjir bandang di wilayah tersebut.
"Kami senantiasa memastikan kegiatan penyaluran berjalan dengan lancar," tutur Brasto.
Selain memastikan aktivitas penyaluran BBM, Elpiji dan bahan bakar pesawat tersebut, Pertamina juga memberikan bantuan kepada korban bencana banjir bandang Sentani.
"Kami tentu saja berduka dan bersimpati kepada warga yang terkena dampak bencana ini," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Banjir Sentani, Buaya dan Hiu Mampir ke Permukiman Warga
Banjir Sentani Jayapura bukan hanya membawa material pasir dari pegunungan. Meluapnya Danau Sentani akibat intensitas hujan yang tinggi juga membuat hewan-hewan yang berhabitat di danau tersebut masuk ke permukiman warga.
Salah seorang warga di kampung Yoka, yang berada di Distrik Heram, Jayapura, mendapati rumahnya disatroni buaya berukuran lebih dari dua meter. Kampung Yoka memang berdekatan dengan Danau Sentani. Diduga buaya yang masuk ke rumah warga tersebut merupakan buaya penghuni danau.
BACA JUGA
Tak hanya itu, warga juga mendapati anak-anak hiu terdampar ke permukiman warga.
Peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, mengemukakan pada masa lalu Danau Sentani merupakan bagian dari laut yang menjorok ke darat. "Bagian laut ini, sebelah utara berbatasan dengan Gunung Dafonsoro atau kini Cagar Alam Cycloops. Bagian laut ini terhubung oleh sungai dan mata air dari Cycloops," katanya, seperti dikutip Antara, Selasa (19/3/2019).
Pergerakan lapisan bumi, kata Hari, kemudian membuat air Danau Sentani yang semula asin menjadi tawar.
"Hiu yang merupakan ikan air asin kemudian beradaptasi dengan air danau dan air sungai atau sumber mata air tawar yang terhubung dengan Danau Sentani. Dalam perkembangannya hiu-hiu ini berubah menjadi ikan hiu air tawar," katanya.
Dia mengungkapkan, bukti arkeologi menunjukkan adanya motif-motif ikan hiu di Situs Megalitik Tutari. Selain itu, ia menambahkan, Suku Sentani yang tinggal di Pulau Asei menggambarkan ikan hiu pada lukisan kulit kayu.
Hari menuturkan memori Suku Sentani tentang ikan hiu, yang dikabarkan sempat menghilang dari Sentani dan terakhir ditangkap tahun 1970-an, juga tertuang dalam lambang klub sepakbola kebanggaan Kabupaten Jayapura, Persidafon Dafonsoro.
Advertisement