Liputan6.com, Hong Kong - Pemerintah Hong Kong berencana untuk membelanjakan anggaran fantastis senilai HK$ 624 miliar (setara Rp 1.129 triliun), untuk pembangunan pulau-pulau buatan, yang akan membantu meringankan krisis perumahan setempat.
Anggaran fantastis itu digunakan untuk membangun Lantau Tomorrow Vision, yang meliputi biaya untuk reklamasi, infrastruktur, dan peningkatan transportasi, kata Michael Wong, menteri pengembangan Hong Kong, demikian sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Selasa (19/3/2019).
Baca Juga
Advertisement
Lebih dari sepertiganya, atau HK$ 256 miliar (setara Rp 463 triliun) akan digunakan untuk membangun pulau buatan seluas 1.000 hektar di lepas Pulau Lantau.
"Sejak proposal itu diumumkan, ada banyak kekhawatiran di masyarakat tentang apakah membangun pulau buatan dan infrastruktur terkait akan menguras kas pemerintah dan membuat kami bangkrut," kata Wong.
"Kami telah memeriksanya dan kesimpulan kami adalah bahwa itu tidak akan terjadi," lanjutnya percaya idir.
Rencana ambisius itu pertama kali diajukan oleh Kepala Eksekutif Carrie Lam sebagai bagian dari pidato kebijakan tahunannya pada 2018, ketika dia mengatakan pemerintah Hong Kong akan mewujudkan visi dalam waktu 20 hingga 30 tahun ke depan.
Dikelilingi oleh laut di tiga sisinya dan daratan China di sisi lain, Hong Kong menghadapi kekurangan pasokan lahan yang telah mendorong harga properti menjadi salah satu yang termahal di dunia.
Simak video pilihan berikut:
Kota Berpenghasilan Terbesar di Teluk Besar China
Menurut Wong, pemerintah Hong Kong dapat membiayai proyek raksasa tersebut karena ajan tersebar dalam jangka waktu yang lama.
Lembaga Survei Hong Kong memperkirakan bahwa penjualan tanah komersial dan perumahan di pulau-pulau buatan itu dapat menghasilkan pendapatan antara HK$ 970 miliar hingga HK$ 1,14 triliun.
Saat ini, pemerintah Hong Kong memiliki cadangan fiskal senilai HK$ 1,2 triliun pada akhir Januari, menjadikannya sebagai kota berpenghasilan terbesar di kawasan Teluk Besar (Greater Bay) China, melebihi Guangzhou dan Makau.
Advertisement