Liputan6.com, Wellington - Pihak Facebook mengatakan bahwa video serangan di Selandia Baru "hanya dilihat 200 kali selama siaran berlangsung" pada Jumat, 15 Maret 2019. Kendati demikian jumlah tersebut jauh bertambah hingga akhirnya dihapus pada hari yang sama.
Rekaman itu telah ditonton 4.000 kali oleh pemilik akun berbeda hingga akhirnya dihapus, demikian laporkan oleh perusahaan Mark Zuckerberg tersebut.
Dalam laporan yang sama, perusahaan itu juga mengatakan tidak menerima laporan dari pengguna facebook hingga 12 menit setelah video berakhir.
Sayangnya, meskipun video itu hanya dilihat oleh sedikit orang, beberapa pengguna telah merekam ulang dengan fitur tangkapan layar; untuk selanjutnya dibagikan secara sporadis.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip The Verge pada Selasa (19/3/2019), rekaman telah dibagikan ulang sebanyak 1,5 juta kali hingga 24 jam pascapenembakan. Belum lagi video itu sudah disebar melalui berbagai media sosial berbeda.
Laporan Facebook itu diragukan oleh beberapa pihak.
Pertama, sebagian pihak meragukan angka tersebut. Di antara mereka mengatakan, bisa jadi angka itu terlalu tinggi, mengingat beberapa platform media sosial sering menggelembungkan jumlah penonton untuk menarik iklan.
Sedangkan pengakuan kedua terkait klaim Facebook atas "tidak adanya laporan" hingga 12 menit pascasiaran dilakukan.
Peneliti dari Right Wing Watch, Jared Holt, mengaku ia telah melaporkan video tidak lama setelah ia menemukan di 8chan, sebuah platform media sosial yang turut digunakan oleh pengguna untuk menyebar ulang manifesto dan video serangan Selandia Baru.
Holt kemudian mengatakan bahwa laporannya "tampak belum diserahkan" beberapa saat setelahnya.
Sebagai tambahan informasi, saat ini Facebook telah menghapus video penembakan di Selandia Baru. Namun langkah penghapusan dilakukan setelah dihubungi oleh kepolisian, bukan karena laporan pengguna.
Simak pula video pilihan berikut:
Tantangan Facebook Belum Selesai
Tantangan perusahaan Mark Zuckerberg tidak berhenti dalam konteks siaran langsung pelaku penembakan dua masjid di Selandia Baru, serta menghapus video asli. Saat ini, Facebook harus mencegah rekaman itu diunggah kembali.
Perusahaan mengklaim dapat mencegah postingan baru yang tidak diedit, menggunakan pengenalan audio untuk mendeteksi.
Sebanyak 1,2 juta percobaan unggahan video diklaim Facebook telah berhasil digagalkan dalam 24 jam pascaserangan. Kendati demikian terdapat 300.000 kiriman lain yang lolos filter.
Saat ini, Facebook bukan satu-satunya media sosial yang bekerja untuk menghentikan penyebaran rekaman serangan.
Adalah YouTube, Twitter, Reddit, dan bahkan Steam yang tengah turut bekerja untuk menghapus konten itu.
Advertisement