Liputan6.com, Jakarta - Kurang dari sebulan waktu pencoblosan Pilpres 2019, elektabilitas pasangan Jokowi- Ma'ruf Amin malah turun di bawah 50 persen berdasarkan survei Litbang Kompas terbaru. Pesaingnya, Prabowo-Sandi mengalami kenaikan 5 persen.
Kubu Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menyatakan, akan memaksimalkan masa kampanye terbuka untuk menaikkan kembali elektabilitas calonnya.
Advertisement
"TKN dan TKD telah bekerja secara maksimal. Bagi kami, survei Litbang Kompas ini harus disikapi sebagai pelecut untuk lebih kerja keras memanfaatkan sisa waktu satu bulan ke depan," ucap Jubir TKN, Ace Hasan Syadzily Ace kepada Liputan6.com, Rabu (20/3).
Dia menuturkan, salah satu cara yang akan dimanfaatkan adalah kampanye terbuka yang akan dimulai 23 Maret mendatang.
"Kami akan memanfaatkan rapat umum ini untuk menaikkan elektabilitas secara maksimal," tegas Ace.
Politisi Golkar ini menegaskan, survei Litbang Kompas itu belum memotret hasil debat ketiga kemarin. Menurut Ace, penampilan Ma'ruf saat berhadapan dengan Sandi bisa menarik pemilih.
"Apalagi survei ini belum memotret hasil debat ketiga di mana masyarakat yang pada awalnya under estimate kepada Kiai Ma'ruf Amin, ternyata banyak menyebutnya di luar ekspetasi," jelasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Masih Optimistis Meski Tergerus
Karena itu, dia menegaskan masih optimistis bahwa paslon nomor urut 01 akan berada di atas paslon nomor 02.
"Kami masih sangat optimistis. Pasangan 02 masih di bawah. Bukan suatu yang mudah dengan sisa waktu yang hanya sebulan dapat mengejar hingga selisih 13,4% ini," pungkasnya.
Diketahui, berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas Jokowi dan Prabowo hanya selisih 11,8 persen. Jokowi-Maruf mendapat 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Ma'ruf 37,4 persen. Sedangkan sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.
Metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari - 5 Maret. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.
Advertisement