Gawai Serumpun Tampun Juah, Acara Budaya Kalbar yang Libatkan Malaysia dan Brunei

Gawai Serumpun Tampun Juah adalah kegiatan menegakkan kedaulatan identitas masyarakat adat Dayak.

oleh stella maris diperbarui 20 Mar 2019, 11:06 WIB
Budaya Kalimantan Barat.

Liputan6.com, Jakarta Untuk menarik para wisatawan perbatasan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat menggelar acara budaya, Gawai Serumpun Tampun Juah. Selain menarik wisatawan, kegiatan ini diharapkan menjadi pengikat emosional warga Malaysia dan Brunei Darussalam yang memiliki keturunan Dayak. 

Gawai Serumpun Tampun Juah adalah kegiatan menegakkan kedaulatan identitas masyarakat adat Dayak. Identitas itu berupa sejarah, wilayah, adat istiadat, lembaga dan hukum adat. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sanggau, Fransiskus Meron, membenarkan rencana menggelar Gawai Serumpun Tampun Juah.

"Dalam waktu dekat masyarakat adat Dayak yang ada di Entikong dan Sekayam, akan menggelar event Gawai Serumpun Tampun Juah. Kegiatan ini akan mempererat kekerabatan 3 negara. Yaitu Malaysia, Indonesia, dan Brunei. Mereka pun mengakui bahwa asal-usul mereka dari tempat yang sama yaitu Tampun Juah," papar Meron, Selasa (19/3).

Meron menambahkan, konsep kegiatan masih dibahas. Termasuk mengenai tempat dan waktu pelaksanaannya. Namun, ia memastikan jika Gawai Serumpun Tampun Juah akan mendatangkan wisatawan perbatasan. Khususnya dari Malaysia dan Brunei.

Gawai Serumpun Tampun Juah adalah event budaya tahunan yang digelar Pemkab Sanggau. Tahun 2018 lalu, event ini dilaksanakan di Wilayah Adat Dayak Komunitas Tampun Juah. Tepatnya di Kampung Segumon, Desa Lubuk Sabuk, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Tahun 2018 Gawai Serumpun Tampun Juah terdiri dari beberapa kegiatan. Yaitu acara umum dan Ritual Adat Penancapan 7 Tiang Sandung Kenyalang serta Nyepan yang dipusatkan di lokasi Pembangunan Rumah Adat Menua Asal Komunitas Tampun Juah. Serta Pengukuhan Rumah Perkumpulan Ritual Adat dan pelaksanaan Ritual Adat Umum seluruh subsuku (komunitas) Tampun Juah (106 subsuku) yang didadakan di Tembawang Tampun Juah.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Adella Raung menilai pelaksanaan Gawai Serumpun Tampun Jauh sangat positif. Karena bisa mempererat silaturahmi antar negara, juga melestarikan nilai budaya. Khususnya budaya Dayak, suku asli Kalimantan.

"Gawai Serumpun Tampun Juah menjadi momen penting dan sangat berharga. Karena, Tampun Juah memiliki nilai yang sangat penting bagi perkembangan kebudayaan masyarakat adat Dayak. Khususnya Dayak Iban dan Bidayuh. Kegiatan ini harus mendapat dukungan dan melibatkan lebih banyak sub suku di Tampun Juah. Apalagi kegiatan ini sarat akan sejarah," papar Adella.

Dijelaskannya, Gawai Serumpun Tampun Juah adalah event budaya yang tepat buat mendatangkan wisatawan crossborder.

"Karena, event budaya ini sangat mengikat secara emosional. Tampun Jauh dipercaya sebagai asal usul Suku Dayak. Khususnya Dayak Iban dan Bidayuh yang telah tersebar ke seluruh Pulau Kalimantan. Termasuk di Malaysia dan Brunei Darussalam. Lewat kegiatan ini, mereka yang masih memiliki darah Dayak Iban dan Bidayuh akan diajak untuk merefleksikan masa lalu. Mengingat kembali sejarah tempat mereka berasal," kata Adella.

Dukungan diberikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurutnya, Gawai Serumpun Tampun Juah memiliki nilai yang sangat luar biasa.

"Event ini adalah event budaya khas Suku Dayak. Namun, didalamnya juga terdapat perjalanan sejarah. Khususnya mengenai Suku Dayak Iban dan Bidayuh. Gawai Serumpun Tampun Juah sangat menarik. Karena melibatkan warga dari Malaysia dan Brunei, terutama mereka yang memiliki keturunan dari Dayak. Event budaya seperti ini harus dilestarikan. Karena akan semakin menghasilkan buat masyarakat," katanya.

 

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya