Liputan6.com, Jakarta - IBM baru saja menuai kontroversi belum lama ini. Perusahaan teknologi asal Negeri Paman Sam tersebut, menciptakan kecerdasan buatan atau Artifical Intelligent (AI), yang mampu membuat wajah seseorang. Ia menggunakan basis data foto di laman Flickr.
Dilaporkan CNET, kecerdasan buatan yang dibesut IBM mampu mengenali wajah di jutaan foto. Namun, foto-foto tersebut memiliki lisensi Creative Commons (CC), alias tidak dilindungi hak cipta.
Advertisement
Meski gratis, lisensi CC melarang penggunaan komersial. Justru, langkah inilah yang menuai kontroversi.
Salah satu orang yang mengkritik penggunaan foto gratis yakni eksekutif perusahaan hubungan masyarakat SharpOrange, Greg Peverill-Conti.
"Tak seorang pun orang yang saya potret akan menyangka gambar mereka digunakan dengan cara seperti ini," kata Greg.
Lebih dari 700 foto Greg ada di koleksi, dan beberapa fotografer kesulitan membuat IBM menghapus foto mereka.
Tim hukum IBM telah turun tangan untuk membereskan masalah ini. IBM menyebut, data kecerdasan buatannya ditawarkan hanya untuk riset akademis.
Kecerdasan buatan yang dinamai Diversity in Faces itu disebut hanya mengkreasikan wajah banyak orang berdasarkan kriteria usia, kecocokan wajah individu, dan geometris.
"Kami menghargai privasi individu dengan sangat serius dan telah sangat berhati-hati untuk mematuhi prinsip-prinsip itu," kata juru bicara IBM, Saswato Das, dalam sebuah pernyataan.
"IBM telah berkomitmen untuk membangun teknologi yang bertanggung jawab, adil, dan terpercaya selama lebih dari satu abad dan meyakini bahwa sangat penting untuk mengupayakan keadilan dan akurasi dalam pengenalan wajah," ujar dia menambahkan.
Tanggapan Berbeda
Organisasi Creative Commons, organisasi nirlaba yang mengawasi lisensi, tak mengomentari teknologi yang dikembangkan IBM.
Kepala Eksekutif Organisasi Creative Commons, Ryan Merkley hanya mempermasalahkan sistem pengenalan wajah yang dikembangkan IBM.
"Alat kami dibuat untuk menyelesaikan hak cipta, dan mereka melakukannya dengan baik. Namun, hak cipta bukan kasus untuk mengatasi privasi, atau etika penelitian, atau pengawasan AI," ujar Merkley.
Sementara itu, Pemimpin Flickr, Kepala Eksekutif SmugMug, Don MacAskill, mengunggah cuitan di Twitter beberapa waktu lalu.
Dia menyebut, IBM mengambil foto sebelum SmugMug mengakuisisi situs berbagi Flickr. Dia membela jenis penggunaan AI IBM dan mematuhi prinsip-prinsip Creative Commons.
Reporter: Dream
Sumber: Dream.co.id
(Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement