Liputan6.com, Jember - Suasana riang yang diiringi dengan alunan musik menggelegar dari pengeras suara pada acara hajatan resepsi pernikahan di halaman rumah Paijo, warga Dusun Sumber Rejo, Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mendadak berubah sendu.
Pasalnya, pesta pernikahan anak Paijo, Syarifa dan Asep Putra, mendadak bubar karena para tamu berlarian meninggalkan lokasi untuk menyelamatkan diri. Air tiba-tiba meluap datang memasuki tenda resepsi pernikahan, menghanyutkan meja yang berisi kue suguhan dan kursi yang belum diduduki para tamu.
Baca Juga
Advertisement
"Saya kasihan mereka, karena acaranya pernikahan putrinya, bubar kena banjir," tutur Nurhayati, tetangganya, dengan mata berkaca-kaca seperti menahan tangis saat diwawancara wartawan, Rabu (20/3/2019).
Dia menjelaskan, Paijo menyelenggarakan resepsi pernikahan putrinya, Syarifah, dengan seorang pria muda bernama Asep Putra, di halaman rumahnya, Senin malam, 18 Maret 2019. Acara itu sudah direncanakan jauh-jauh hari, dengan mengundang keluarga dan kenalan.
Pada H-1, seluruh tenda dan pengeras suara sudah berdiri di halaman rumah Paijo, di Dusun Sumberrejo Ambulu, untuk menyambut kedatangan tamu. Pada hari H, usai Magrib, tamu mulai berdatangan, meski suasana masih hujan. Musik dari pengeras suara itu diputar keras-keras untuk mengiringi kedatangan tamu.
Beberapa saat kemudian air masuk, tetapi tamu yang datang masih bertahan, karena air masih sebatas sandal. Namun, semakin lama, banjir tiba-tiba datang menerjang, dengan ketinggian lebih dari 1,5 meter masuk tenda hingga ke rumah-rumah tetangga.
Uang Kandas Diterjang Banjir
Tentu saja tamu undangan yang sudah berada di bawah tenda, langsung menyelamatkan diri, meninggalkan tenda tersebut. Apalagi banjir sampai menenggelamkan sejumlah kursi tamu, perangkat listrik, dan pengeras suara pun tiba-tiba mati.
"Bahkan, ada kursi yang terbawa arus banjir," kata Nurhayati dengan suara terbata-bata.
Dia menjelaskan, sebelum acara digelar, Desa Glundengan dan sekitarnya diguyur hujan sejak pukul 15.00 WIB, Senin, 18 Maret 2019. Diperkirakan setelah Isya, air sungai setempat menggenangi jalan hingga halaman rumah Paijo, yang tengah menggelar pernikahan putrinya.
Nurhayati mengaku iba memikirkan biaya yang harus ditanggung Paijo karena gelar acara yang sudah mengeluarkan banyak biaya tidak berjalan sukses. Tidak ada tamu undangan yang bisa mendekat ke lokasi karena jalanan sudah menjadi sungai. Padahal, acara resepsi pernikahan itu baru dimulai. Seluruh jaringan listrik diesel dimatikan karena berbahaya.
"Mesin dieselnya sudah mau tenggelam. Banyak barang-barang yang hanyut terseret banjir," ucap Nurhayati
"Saya kasihan banget, memikirkan nasib Paijo. Apalagi dana yang dikeluarkan tidak semuanya, milik sendiri, dan acaranya batal," ujar Nurhayati, yang nangis sesenggukan saat mengakhiri wawancara.
Saat didatangi wartawan, sejumlah orang masih terlihat membersihkan kursi dan peralatan lainnya yang penuh dengan lumpur. Bahkan, genangan air di halaman rumah Paijo, juga belum sepenuhnya surut.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement