BEI Tunda Aturan Saham Gocap Tahun Ini

Salah satu pertimbangan penundaan penerapan aturan saham gocap ini terkait kesiapan investor terhadap perubahan peraturan tersebut.

oleh Bawono Yadika diperbarui 20 Mar 2019, 15:52 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menunda penerapan aturan saham gocap tahun ini. Sebelumnya, BEI berencana untuk menghapus batasan harga saham paling bawah yakni Rp 50 per saham.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI Laksono Widodo menjelaskan, penerapan kebijakan saham gocap yang ditargetkan direalisasikan semester II-2019 akan ditunda.

Kata dia, salah satu pertimbangan penundaan penerapan aturan saham gocap ini terkait kesiapan investor terhadap perubahan peraturan tersebut.

"Untuk sementara kita tunda tahun ini seperti environment apakah sudah sesuai karena terkait investor ritel dan dana pensiun serta kesiapan mereka terhadap perubahan peraturan ini," ujarnya di Jakarta, Rabu (20/3/2019).

Selain itu, aturan terkait penghentian perdagangan secara otomatis (auto rejection) oleh Jakarta Automated Trading System (JATS) juga akan ditunda sehingga tidak diimplementasikan pada semester II tahun ini.

"Auto rejection itu untuk ipo suatu saham baru, bisa dijawab nanti oleh electronic book building (EBB). Kita masih pending review-nya melihat dampak daripada EBB. Tempat-tempat lain ada yang batasi maupun tak batasi," ungkapnya.


Bos BEI Ingin IHSG Tak Terganggu Suhu Politik Jelang Pilpres

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi berharap, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) tak terganggu jelang hajatan pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres).

Selain itu, kegiatan pemilihan umum (Pemilu) legislatif pada periode yang sama juga diharapkan tak berdampak pada pola gerak IHSG.

"Dalam waktu dekat ada Pilpres, tetapi saya katakan 3 Pemilu sebelumnya bahwasanya korelasinya tidak terlalu banyak jadi harapannya korelasinya pun tahun ini tidak banyak terhadap indeks kita yakni ihsg," ungkapnya di Jakarta, Rabu (20/3/2019).

Dia menambahkan, tantangan sentimen global juga akan terus diamati perubahannya oleh perusahaan. Itu seperti ketidakpastian Brexit maupun perang dagang Amerika-China.

Oleh karena itu, pihaknya menekankan akan berusaha semaksimal mungkin menjaga daya saing pasar modal Indonesia untuk tetap kompetitif.

"Memang tantangan global ini ada kebijakan the fed dan kebijakan bank sentral dunia. Kemudian ketegangan dagang Amerika-China. Lalu proyeksi perlambatan ekonomi global. Serta volatilitas daripada harga minyak dunia," ujarnya.

"Tetapi kami akan tetap berupaya jadi penyelenggara efek perdagangan efek yang terpercaya. Visi misi dan core value terus kita kedepankan seperti menjadi bursa kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia," dia menambahkan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya