Indonesia Sukses Menyinergikan 18 Negara soal Kawasan Indo-Pasifik

Inisiatif Indonesia dalam menggelar dialog tingkat tinggi antara belasan negara mengenai kerja sama kawasan Indo-Pasifik dinilai membuahkan hasil positif.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 20 Mar 2019, 20:54 WIB
Delegasi 18 negara dalam dialog tingkat tinggi Indo Pasifik di Jakarta, Rabu 20 Maret 2019 (kredit: Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta - Inisiatif Indonesia dalam menggelar dialog tingkat tinggi antara belasan negara mengenai kerja sama kawasan Indo-Pasifik dinilai membuahkan hasil positif.

Total 18 negara, termasuk di antaranya Indonesia, Amerika Serikat, China, Jepang, dan lainnya, berhasil "menetapkan dasar-dasar yang sama" perihal konsep arsitektur kawasan yang kerap menjadi buah bibir komunitas internasional beberapa waktu terakhir.

High Level Dialogue on Indo-Pacific Cooperation yang digelar di Jakarta, Rabu 20 Maret 2019, adalah yang pertama di mana 18 negara tersebut duduk dan membahas membahas secara terbuka mengenai pengembangan konsep kerja sama Indo-Pasifik.

"Tujuan kita adalah menjadikan dialog ini sebagai platform yang dinamis dan interaktif untuk menggalang kerja sama yang terbuka dan inklusif di kawasan," kata Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi kepada wartawan, merangkum dialog tingkat tinggi yang berlangsung tertutup selama lebih kurang delapan jam di Jakarta (20/3/2019).

Masing-masing negara, kata Retno, "punya kepentingan bersama untuk tetap menjaga stabilitas kawasan tentunya melalui dialog yang mengedepankan semangat kerja sama, inklusifitas dan pembangunan berkelanjutan."

Retno memahami bahwa masing-masing negara memiliki konsep Indo-Pasifik sesuai dengan versi masing-masing, sebagaimana AS menyuarakan "Free and Open Indo-Pacific" serta China yang menjadikan kawasan itu sebagai salah satu perhatiannya dalam konsep "Belt and Road" mereka.

"Tapi, saya senang bahwa dalam debat umum dalam dialog tadi, semua delegsi yang duduk di ruangan memiliki pandangan dan komitmen yang sama, menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera bagi semua rakyatnya," kata Retno menggarisbawahi hasil positif tersebut.

"Saya juga senang bahwa beberapa negara banyak sekali memiliki dasar-dasar yang sama terhadap prinsip yang disampaikan oleh semua peserta, yang di antaranya adalah mengenai prinsip keterbukaan transparansi inklusifitas, sentralitas ASEAN, menghormati hukum internasional, dan mengedepankan kerja sama dan dialog dalam pengembangan kerja sama Indo-Pasifik," papar Menlu.

Para delegasi juga menyampaikan pentingnya untuk dilakukan kerja sama konkret antara negara Indo-Pasifik seperti konektivitas, infrastruktur, kerja sama maritim, pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, kesejahteraan masyarakat di kawasan, dan ekonomi.

"Pertukaran pemikiran ini telah menghasilkan pemahaman bersama tentang pentingnya kerja sama yang sinergis dan inklusif di Indo-Pasifik yang dapat memberikan manfaat konkret bagi masyarakat di setiap negara dan sekaligus langkah bersama yg perlu dilakukan untuk menjaga kawasan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang aman, stabil, damai dan sejahtera," lanjut Retno.

 

Simak video pilihan berikut:


Mendapat Dukungan Penuh

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla membuka dialog tingkat tinggi Indo Pasifik di Jakarta, Rabu 20 Maret 2019 (kredit: Kemlu RI)

Sementara itu, delegasi AS, Deputi Wakil Menteri Luar Negeri Bidang Asia Timur dan Pasifik, Patrick Murphy menyatakan dukungannya terhadap upaya kerjasama di kawasan Indo-Pasifik dan mendukung upaya Indonesia untuk bisa menarik lebih banyak dukungan dari negara-negara di kawasan ini untuk mencapai tujuan itu.

"Mereka juga memiliki visi yang sama yaitu untuk mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dengan rasa hormat terhadap negara-negara, negara besar maupun negara kecil dan bagaimana mereka bisa menyelesaikan permasalahan sesuai aturan hukum yang ada," kata Murphy.

Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mengatakan, "Australia menyambut kepemimpinan Indonesia dalam prakarsa penting ini untuk mengembangkan visi ASEAN Indo-Pasifik. Kami mendukung prinsip-prinsip utama yang muncul untuk visi itu - keterbukaan, transparansi, inklusivitas, kerangka kerja berdasarkan peraturan, penghormatan terhadap hukum internasional, kedaulatan, dan sentralitas ASEAN."

Sedangkan Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters menjelaskan, "Kami sangat tertarik dengan perkembangan yang telah dilakukan Indonesia belakangan ini, terutama pengaruh politik di kawasan Indo-Pasifik. Dan apa yang telah dilakukan Indonesia, dan yang kita lakukan bersama, telah memberikan yang terbaik bagi dunia dan kawasan (Indo-Pasifik) dan semoga bisa terus begitu."


18 Negara yang Hadir

Beberapa negara mengirimkan Menteri Luar Negerinya untuk hadiri pertemuan tersebut, antara lain tiga Menteri Luar Negeri dari: Australia, Brunei Darussalam, Selandia Baru. ​

Sedangkan delapan negara diwakili oleh pejabat pada tingkat Wakil Menteri (China, India, Jepang, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Singapura, Vietnam), empat negara diwakili oleh pejabat level Eselon I (Kamboja, Myanmar, Thailand, Amerika Serikat), dan dua negara diwakili oleh pejabat level Permanent Representative to the ASEAN (Rusia dan Filipina)​​.

HLD-IPC diadakan untuk meningkatkan kerja sama dan trust-building di kawasan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, yang mengarah pada kerjasama yang saling menguntungkan dan dibuka oleh Wakil Presiden RI.

​Pertemuan dibagi menjadi dua, yakni general debate dipimpin oleh Menlu RI Retno Marsudi dimana semua head of delegates akan menyampaikan posisi negara masing-masing. Setelah general debate, para delegasi akan dibagi ke thematic debates ke tiga tema, yaitu sustainable development goals, kerjasama maritim serta infrastruktur dan konektivitas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya