Wall Street Bervariasi Usai Pernyataan The Fed

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi usai the Federal Reserve rilis pertahankan suku bunga acuan.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Mar 2019, 05:00 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Rabu waktu setempat.

Indeks saham Dow Jones dan S&P 500 melemah seiring saham keuangan sensitif terhadap suku bunga setelah the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS menegaskan sikap kebijakan moneter yang dovish.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 141,85 poin atau 0,55 persen menjadi 25.745,53.

Indeks saham S&P 500 tergelincir 8,35 poin atau 0,29 persen menjadi 2.824,22. Indeks saham Nasdaq bertambah 5,02 poin atau 0,07 persen menjadi 7.728,97.

Tiga indeks saham utama AS secara singkat berbalik arah usai pernyataan the Fed. Hanya indeks saham Nasdaq yang berakhir di zona positif.

"Reaksi pertama terhadap pernyataan the Fedl selalu merupakan reaksi yang salah," ujar Art Hogan, Chief Market Strategist National Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (21/3/2019).

Pada akhir pertemuan kebijakan moneter selama dua hari, the Fed mengindikasikan tidak melihat kenaikan suku bunga lebih lanjut pada 2019. Kemudian merilis rincian neraca untuk mengakhiri pengurangan bulanan neraca.

Namun, indeks berubah positif setelah rilis pernyataan itu. Saham bank yang sensitif terhadap suku bunga, meredam reli tersebut. Sektor keuangan alami aksi jual di jam terakhir perdagangan sehingga akhiri sesi dengan turun 2,1 persen.

Head of Trading Keefe, Bruyette and Woods, R.J Grant menuturkan, kenaikan besar dalam aksi jual di saham bank seiring imbal hasil surat berharga mendatar.

Wall street reli sejak awal tahun, ketika pimpinan the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mengatakan akan lebih besar untuk kebijakan moneter. Powell menegaskan, data ekonomi yang beragam dan risiko terkait Brexit serta negosiasi perdagangan sebagai alasan untuk berhati-hati.

Federal fund futures pun melihat peluang bank sentral akan memangkas suku bunga pada awal 2020.

 


Volume Perdagangan Saham

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Di sisi lain, dari 11 sektor saham utama S&P 500, enam sektor berakhir di zona negatif. Saham Fedex Corp turun 3,5 persen usai memangkas proyeksi laba seiring perlambatan pertumbuhan perdagangan global. FedEx membebani indeks transportasi Dow Jones, dan indeks turun 1,3 persen.

Saham Rival United Parcel Service Inc merosot 2,2 persen. Sementara itu, saham General Mills Inc naik 2,2 persen setelah perseroan melaporkan laba kuartalan lebih baik dari perkiraan.

Volume perdagangan saham di wall street sekitar 7,76 miliar saham. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata volume perdagangan saham 7,53 miliar saham selama 20 hari perdagangan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya