Liputan6.com, Maputo - Tim penyelamat di Mozambik sedang berjuang untuk menjangkau ribuan orang yang terjebak di atap dan di pepohonan, akibat banjir yang terus meningkat pasca-hantaman badai siklon Idai, sejak hampir sepekan lalu.
Lebih banyak helikopter dibutuhkan untuk memperlancar upaya evakuasi tersebut, kata perwakilan regu penyelamat sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Kamis (21/3/2019).
Mozambik, yang dilanda badai siklon Idai selama akhir pekan lalu, telah menyatakan keadaan darurat dan meminta bantuan internasional.
Baca Juga
Advertisement
Petugas penyelamat, personel militer, dan sukarelawan bergegas menyelamatkan ribuan warga sebelum ketinggian banjir meningkat.
Tetapi, dengan ketersediaan terbatas empat unit helikopter dan beberapa perahu, serta medan yang sangat sulit, hanya sekitar 413 orang yang dapat terselamatkan sejauh ini.
"Ada begitu banyak orang. Skalanya sangat besar. Kami sedang sibuk melakukan yang terbaik yang kami bisa," kata Travis Trower dari badan SAR Afrika Selatan.
Trower menambahkan bahwa banyak orang telah tewas tersapu banjir, tetapi mereka yang masih hidup pun --dari pantauan helikopter-- kondisinya tidak lebih baik.
"Kami sering terbang memantau beberapa meter dari tanah, jadi kami benar-benar dekat dengan mereka. Kami melihat mereka lemah, lelah, lapar. Tidak ada air, tidak ada makanan, mereka kedinginan di malam hari," lanjut Trower menjelaskan.
Lebih dari 400 kilometer persegi di wilayah tersebut terendam banjir akibat hantaman badai siklon Idai, menurut gambar satelit yang diambil oleh Uni Eropa, dan ketinggian air di beberapa titik mencapai enam meter.
Setidaknya 600.000 orang terkena dampaknya, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), mulai dari mereka yang hidupnya dalam bahaya langsung hingga mereka yang membutuhkan jenis bantuan lain.
Potensi Gelombang Laut Mematikan
"Dengan hujan lebat masih turun di wilayah itu, banjir diperkirakan akan meningkat dalam beberapa hari mendatang, yang berarti lebih banyak orang perlu diselamatkan," kata Presiden Mozambik, Filipe Nyusi, memperingatkan mungkin ada gelombang hingga delapan meter di pesisir.
Tim darurat mengalihkan fokus mereka dari penyelamatan ke memberikan bantuan dan mengevakuasi Buzi, sebuah kota berpenduduk 200.000 orang yang diperkirakan sebagian terendam dalam gelombang mendatang.
Gambar udara yang dirilis oleh badan bantuan bencana Mozambik, INGC, menunjukkan para korban yang selamat berkumpul di atas gedung-gedung tinggi di distrik Buzi, yang merupakan daerah yang terkena dampak terburuk.
Besarnya kerusakan yang dipicu ini "hampir tidak bisa dijelaskan", dengan air sejauh mata memandang, orang-orang yang kelelahan dan kelaparan terjebak di atap rumah berhari-hari.
Bahkan, para ibu melemparkan bayi mereka ke kapal penyelamat, tetapi mereka terpakasa tetap tinggal di pohon-pohon guna menyelamatkan diri.
Simak video pilihan berikut:
Baru Bisa Menyelamatkan 170 Orang
Sementara itu, menurut seorang petugas penyelamat di kota Pelabuhan Beira yang hancur, masih banyak orang bertahan secara berkelompok di atap rumah dan bangunan, dengan ketinggian air yang belum juga surut di sekitarnya.
Dia mengatakan empat helikopter saat ini terlibat dalam operasi penyelamatan, dengan kapasitas antara empat dan 35 orang per sekali jalan.
Regu penyelamat berharap bisa mengevakuasi 1.000 orang sebelum akhir pekan ini, tetapi cuaca buruk membuat mereka hanya bisa menyelamatkan 170 orang hingga hari Rabu.
Berbagai organisasi kemanusiaan dikerahkan ke Beira, namun mereka terkendala oleh terputusnya jaringan listrik dan air, serta tidak adanya sinyal komunikasi sejak lima hari terakhir.
Selain itu, bandara lokal di Beira dilaporkan rusak parah, dan banyak jalanan menuju ke sana terputus oleh banjir dan tumpukan lumpur, sehingga mobilisasi regu penyelamat dan pendistribusian bantuan terhambat.
Jumlah korban tewas akibat hantaman badai siklon Idai di Mozambik, secara resmi mencapai 202 orang pada hari Rabu.
Advertisement